Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekal Jajan Atau Uang?

Kompas.com - 16/05/2008, 16:22 WIB

    Apakah jajanan di sekolah anak Anda tergolong aman, sehat dan bermanfaat bagi tubuhnya? Urusan jajan anak di sekolah seringkali jadi dilema bagi orangtua. Tak jarang, anak menolak bekal yang dibawakan orangtuanya, dan lebih memilih jajan di sekolah.

    Padahal, makanan yang dijual di sekitar sekolah belum tentu aman, sehat dan bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Misalnya, jajanan mengandung pewarna buatan yang bukan untuk makanan, kebersihannya saat dibuat dan dijual tidak terjaga, dan sebagainya.

    Lalu, bagaimana agar anak mendapatkan jajan yang berkualitas? Menurut konsultan pendidikan Emmy Soekresno, masalah jajan untuk siswa di sekolah harus melibatkan pihak sekolah itu sendiri. Sebab, saat anak berada di lingkungan sekolah, tentunya mereka akan mengikuti peraturan sekolah.

    Pada dasarnya, tutur Emmy, anak akan lapar setelah belajar. Inilah momen yang tepat bagi orangtua dan sekolah untuk membiasakan anak mengonsumsi makanan yang sehat, bukan makanan "sampah". "Sekolah seharusnya punya kebijakan yang melarang anak untuk jajan di luar gerbang sekolah. Untuk itu, sekolah harus mengadakan sendiri kantin sehat dan murah," ujar Emmy.

    Bila Anda berniat membekali anak dengan jajan, saran Emmy, ajak dia terlibat dalam persiapannya, untuk menunjukkan padanya pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan bersih. Siapkan camilan sehat bersamanya malam sebelumnya, sehingga esok paginya tinggal menggoreng atau menghangatkan.

    Namun, lanjut pendiri komunitas homeschooling Asah Pena ini, bila orangtua ingin membekalinya dengan uang saku agar anak belajar mengenal uang, berikan uang saku secukupnya. Jika anak bersekolah seharian penuh, Emmy menyarankan untuk membekalinya dengan uang untuk dua kali makan. Bila hanya setengah hari, maka hanya perlu uang untuk satu kali makan.

    "Sebaiknya, anak usia di bawah tujuh tahun tidak usah diberi uang jajan, karena belum bijaksana membelanjakan uang," ujarnya. Emmy memberikan cara lain bila orangtua ingin membekali anak dengan uang saku. Yaitu, orangtua mengirim sejumlah uang ke sekolah, misalnya Rp 5 ribu per anak. Lalu, guru mengajak lima siswa ke kantin sekolah untuk membeli makanan yang dibutuhkan, bukan diinginkan mereka.

    Kalau salah satu dari mereka ingin membeli permen, guru dapat bertanya padanya untuk apa membeli permen tersebut, dan apakah permen membuat hidup lebih sehat. Pertanyaan serupa juga berlaku untuk makanan bermanfaat yang ingin ia beli. Dengan demikian, anak dapat menentukan mana makanan yang sehat dan tidak, serta menentukan makanan yang dibutuhkan tubuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com