Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Hormon Tanpa Risiko Kegemukan

Kompas.com - 11/07/2008, 10:40 WIB

Para wanita yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan terapi sulih hormon (TSH), kini tak usah khawatir lagi dengan risiko melonjaknya berat badan. Kini di Indonesia telah hadir TSH inovasi baru yang mengombinasikan estradiol dan drospirenone yang bisa mengontrol berat badan.

Hal ini diungkapkan Prof Dr Med Ali Baziad, SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam seminar "Terapi Sulih Hormon: Meringankan Gejala Menopause, Tingkatkan Kualitas Hidup" di Jakarta, Kamis (10/7).

“TSH generasi lama menyebabkan kegemukan, tapi sekarang TSH sudah menggunakan kombinasi antara estradiol dan drospirenone yang bersifat antigemuk,” kata Dr Ali.

Takaran hormon yang dianjurkan adalah 1 mg 17 (beta) estradiol dan 2 mg drospirenone per hari atau sesuai anjuran dokter. Selain mengontrol berat badan, kombinasi kedua hormon ini juga mampu menurunkan risiko terserang penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. “Yang perlu dicatat adalah TSH bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan untuk membuat awet muda,” kata Dr Ali.

Meskipun demikian, TSH dengan cara ini tidak boleh dilakukan bagi orang yang positif mengidap stroke, jantung koroner, lever akut, kanker payudara, serta diabetes. Hal ini karena pembuluh darah orang yang terkena penyakit-penyakit tersebut telah rusak sehingga tidak ada gunanya melakukan TSH. Drospirenon juga mempunyai efek samping, yaitu perdarahan, pusing, dan mual. “Tapi munculnya efek samping itu masih di bawah 1 persen,” kata Dr Ali.

Menurut Dr Ali, sebaiknya TSH dilakukan sedini mungkin, yaitu saat wanita mulai memasuki usia menopause atau sekitar berumur 48 tahun. “Atau bisa juga satu tahun setelah haid berhenti, ada atau tidak ada keluhan sebaiknya segera konsultasi ke dokter.”

Menopause adalah berakhirnya haid secara spontan selama satu tahun. Biasanya, menopause disertai gejala klimaterik, yaitu haid tidak teratur, gejolak panas, jantung berdebar, pusing, mudah pingsan, sukar tidur, kulit keriput, libido menurun, dan tidak bisa menahan air seni. Efek dari menopause adalah osteoporosis, sakit jantung, alzheimer, stroke, kanker usus, dan lain-lain. Untuk mengatasi hal ini, Dr Ali menganjurkan untuk melakukan TSH selama 5-8 tahun.

“Tetapi, kalau tidak mau selama itu bisa dilakukan, misalnya sampai keluhannya hilang saja. Kalau kambuh lagi, TSH lagi. Begitu seterusnya,” kata Dr Ali. (M10-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com