Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Dia Punya Banyak Teman Wanita

Kompas.com - 16/06/2009, 17:38 WIB

KOMPAS.com - Anda baru jadian dengan seorang pria yang dikenalkan oleh sahabat dekat Anda. Setelah dua bulan bersama, Anda baru tahu kalau si dia ternyata punya banyak teman wanita. Saat makan siang, dan memutuskan makan di sebuah mal, si dia bisa menjadi satu-satunya pria di antara gerombolan tersebut. Ketika menjemput Anda di kantor, dua-tiga teman wanitanya ikut menumpang di mobilnya, karena mereka tinggal di kawasan sekitar kantor Anda. Dia juga mengajak Anda saat hendak ngopi-ngopi sepulang kantor, dan saat itu teman-teman wanitanya ikut hadir.

Anda tahu si dia bukan gay, tetapi, wajarkah perilaku ini? Anda tidak ingin terlihat pencemburu, namun perlukah Anda memata-matai setiap aktivitasnya?

Bila kekasih Anda memiliki banyak teman wanita, dan dia tidak berusaha menutup-nutupi keadaan tersebut, rasanya Anda tak perlu khawatir. Pria seperti ini umumnya justru akan membangga-banggakan kekasihnya, seperti betapa lezat sop buntut buatan Anda, atau betapa luas pengetahuan Anda tentang film. Apalagi bila si dia tanpa segan membawa Anda menemui teman-teman wanitanya, maka si dia ingin Anda pun berteman dengan mereka. Bila ini yang terjadi, Anda tidak perlu melakukan apa pun untuk mempertahankannya. Bahkan Anda perlu bersyukur, karena tidak perlu memikirkan bagaimana agar bisa diterima oleh teman-teman sepergaulannya.

Selain itu, Anda perlu bersyukur bila kekasih Anda populer di kalangan rekan-rekan wanitanya. Karena biasa dijadikan tempat curhat, si dia lebih memahami berbagai masalah dari sudut wanita. Dengan demikian, pria seperti ini biasanya juga tahu bagaimana memperlakukan wanita. Misalnya, ia tidak akan menjadi pembela kaum pria, jika ada teman wanitanya yang merasa diperlakukan tidak baik oleh pasangannya. Ia tidak memandang wanita sebagai obyek, sehingga cenderung tidak akan melontarkan jokes berkaitan dengan fisik yang menyinggung perasaan.

Sebagai kekasih, ia tidak segan membawakan Anda oleh-oleh sepulang acara jalan-jalan dengan kantornya. Bila telah menjadi suami, ia tidak "hitung-hitungan" tentang siapa yang lebih capek bekerja, sehingga minta dilayani ini-itu. Ia juga tidak akan memaksakan hubungan seksual yang hanya menguntungkan dia namun menyakiti Anda.

Yang perlu dicurigai
Anda juga tak perlu kaget bila gaya pertemanan si dia dengan teman-teman wanitanya melibatkan sentuhan. Misalnya, sambil ngobrol, seorang teman wanitanya menumpangkan sikunya di pundak kekasih Anda. Atau, sambil berjalan, teman wanitanya melingkarkan lengannya ke lengan pasangan Anda. Seorang rekan Kompas.com berpendapat, selama suaminya melakukan hal itu di depan banyak orang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Artinya, sang suami tidak menyembunyikan sesuatu mengenai teman wanitanya. "Justru kalau ada pria yang diam-diam saja ketika yang lain sibuk memuji seorang wanita, biasanya dia akan 'beraksi' sendiri mendekati wanita itu tanpa diketahui teman-temannya," ujarnya.

Namun sebagai wanita, Anda biasanya akan cukup peka "membaca" sesuatu yang tidak beres. Dan Anda harus mulai waspada bila hal ini terjadi. Misalnya, yang ia ceritakan sehari-hari tidak lagi tentang si Rini, si Atiek, atau si Putri, melainkan tentang si Anna terus-menerus. Saat makan siang, ia hanya janjian dengan satu teman wanita, dan tidak lagi beramai-ramai dengan yang lain. Atau, cara ia menyentuh teman wanitanya tidak lagi terlihat kasual. Contohnya, menggenggam tangan.

Bila ada sedikit rasa cemas atau cemburu dalam hati Anda saat melihat suami banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman wanitanya, sebaiknya Anda menyampaikan hal ini langsung kepada pasangan. Tidak perlu menyindir, atau bertanya dengan nada nyolot. Cukup katakan bahwa Anda merasa tidak nyaman dengan kebiasaannya tersebut. Ucapkan dengan lembut, tanpa memperlihatkan kecemburuan Anda, agar si dia dapat menangkap maksud Anda dan bukannya hanya melihat kecemburuan yang membabi-buta. Bila ia memang menghargai Anda, ia tentu mau mengurangi kebiasaannya tanpa merasa terganggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com