Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Coba-coba Chemical Peeling!

Kompas.com - 20/01/2010, 19:09 WIB

KOMPAS.com - Siapa sih yang tidak ingin punya wajah putih, bersih, dan terlihat segar? Demi mendapatkan wajah putih ala para model iklan kosmetik di televisi, perempuan pun meluangkan waktunya untuk menjajal aneka produk pemutih.

Banyak pula perempuan yang menjalani perawatan chemical peeling. Anda tahu kan, perawatan kulit yang membuat kulit wajah ngelotok, dan memerah seperti terbakar? Chemical peeling memang bertujuan untuk memperbaiki dan melembutkan lapisan terluar kulit wajah yang rusak. Namun akibat pengelupasan ini, kulit wajah menjadi tipis, meradang (merah), dan jadi mudah terserang flek atau bintik-bintik hitam.

Kulit yang tipis membuat elastisitasnya jauh berkurang, dan menjadi amat sensitif terhadap sinar matahari. Kulit tidak memiliki pigmen yang cukup untuk melindungi dari penuaan dini. Anda justru membutuhkan perawatan ekstra, karena tak jarang kulit terlihat menampakkan garis-garis halus.

''Tidak ada istilah untuk beauty is pain. Kulit yang sehat dan cantik itu bukan didapat dengan cara instan, tetapi dengan perawatan,'' tegas pakar kulit dan kelamin, Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK, kepada Kompas Female.

Kulit perempuan Indonesia, menurut Dr Retno, tidak akan pernah seputih perempuan Jepang atau China, apalagi perempuan kaukasia. Karena pada dasarnya, melanin (zat warna kulit) yang ada dalam tubuh perempuan Asia sudah cukup banyak. Sehingga jika terjadi proses pemutihan maka pigmen kulit yang seharusnya bisa menjadi penolak sinar matahari akan berkurang. Hasilnya justru timbul flek-flek di wajah.

''Teknik pengelupasan atau peeling baik dengan alat ataupun krim yang saat ini marak terjadi, memang memberikan hasil yang instan. Tapi sekali lepas dari penggunaan krim pengelupas itu, wajah akan kembali hitam. Bahkan yang terjadi sering lebih parah, yakni wajah membengkak, timbul bintik-bintik putih ataupun hitam, dan jerawat ganas,'' paparnya.

Meskipun demikian, bila mengalami efek samping yang buruk ini, Anda masih bisa mengobatinya. Yang dikhawatirkan hanya jika krim yang mengandung zat pemutih seperti merkuri, Retin A, dan hydroquinon itu terserap masuk ke dalam pembuluh darah wajah yang sedang membengkak.

''Hasilnya? Bisa merusak ginjal dan hati, bukan hanya menjadi kanker kulit,'' tuturnya.

Efek untuk ibu hamil bakal lebih parah. Sebab merkuri, hydroquinon, Retin A, dan Rhodamin, yang terkandung dalam bentuk krim pengelupas dan pemutih wajah itu bisa menyebabkan keracunan pada embrio, teratogenic, atau cacat janin.

Cara yang aman untuk merawat kulit wajah bukan dengan mengelupas kulit sampai melebihi lapisan kulit mati yang seharusnya dikelupas. Kulit kita pada dasarnya mengalami pertumbuhan setiap 21 hari untuk meregenerasi. Kulit mati bisa diangkat dengan cara scrub atau dengan alat micro dermabration (teknik mengangkat kulit mati dengan bubuk abrasi). Dengan cara ini lapisan kulit tanduk yang akan terangkat.

Perawatan scrubbing sudah boleh dilakukan sejak usia 17 tahun, sedangkan peeling dan micro dermabration bisa dilakukan mulai umur 30 tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com