Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksesori dari Sulaman Batu Alam

Kompas.com - 03/03/2010, 14:40 WIB

KOMPAS.com - Bebatuan alam, mutiara, dan kristal Swarovski, memang memang memiliki pesona tersendiri. Batu-batuan ini menjadi ornamen perhiasan yang digandrungi karena warna dan tampilannya yang indah.

Bila Anda ingin mencari aksesori beads atau mote seperti ini, Anda bisa berkunjung ke rumah kerajinan perhiasan yang sudah go internasional, yaitu The Beadz.

The Beadz memiliki koleksi perhiasan yang cukup lengkap, dari permata, mutiara, kristal Swarovski, manik-manik, dan berbagai jenis batu alam. Desain perhiasan yang ditawarkan pun cukup unik karena mereka memiliki banyak teknik dalam merangkai bebatuan itu menjadi berbagai jenis perhiasan.

Ada yang disebut embroidery cabochon (teknik membuat bros dengan batu alam yang disulam dengan manik-manik), beads (teknik merangkai mutiara dan manik-manik), wire work (teknik kawat lilit), stringing (merangkai manik-manik dengan menggunakan tali senar), atau peyote (teknik plintir yang menghasilkan desain perhiasan bertumpuk). Ada juga teknik brick atau netting stitch (sulaman bertumpuk), crochet thread and wire (sulaman dengan benang kawat), dan knitting thread and wire (rajutan dengan benang kawat).

Dari teknik tersebut dihasilkan berbagai model anting, kalung, bros, gelang, bangle, dan ikat pinggang. Bebatuan yang dipakai adalah kristal Swaroski, mutiara lombok, hingga manik-manik Jepang (miyuki).

''Kami menyediakan banyak model, mulai etnik tradisional, klasik, hingga modern,'' tutur Usye Hasanah, pendiri The Beadz, usai fashion show The Colors of Indonesia di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, beberapa waktu lalu.

Usye mengatakan bahwa saat ini tren di Indonesia mengacu pada bentuk perhiasan yang besar dan bling-bling. Selain itu juga yang mengacu pada desain perhiasan kuno yang mirip dengan perhiasan pada masa kerajaan kuno di Indonesia. Harga perhiasan itu mulai Rp 150.000 hingga belasan juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com