Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Diwarnai Kesalahan, Siswa Tertangkap Salin Kunci Jawaban

Kompas.com - 30/03/2010, 09:23 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Penyelenggaraan ujian nasional tingkat SMP sederajat yang mulai berlangsung pada Senin (29/3/2010) kemarin masih diwarnai banyak kesalahan. Selain soal rusak sehingga tak jelas terbaca, ditemukan pula lembar soal kosong dan tercetak ganda serta nomor soal yang tidak urut.

Di SMP Negeri 2 Amlapura, Kabupaten Karangasem, Bali, misalnya, terdapat dua set soal Bahasa Indonesia yang kosong tanpa tulisan di halaman 6, 7, 10, 11, 14, 15, 18, dan 19, serta dua set soal dengan cetakan ganda, yakni soal di halaman 1 tercetak juga di halaman 5.

Lembaran soal kosong juga ditemui di SMP Negeri 1 Amlapura. Disebabkan soal cadangan mencukupi untuk mengganti soal-soal yang rusak, pengawas ujian tidak perlu memfotokopi soal tersebut.

Sementara itu, di Tabanan, kasus lembaran soal kosong ditemukan di SMPN 2 Kerambitan. Dalam satu set soal ditemukan ada delapan halaman kosong tanpa ada soal dan terpaksa diganti dengan soal cadangan.

"Kami telah membuat berita acara mengenai masalah itu," kata Ida Bagus Nyoman Japa, Kepala SMP Negeri 2 Amlapura, yang dihubungi di Denpasar.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Bali I Wayan Suasta mengatakan, kekeliruan ini terjadi di tingkat percetakan. Di Yogyakarta juga terjadi kesalahan soal. Kesalahan itu, antara lain, nomor soal yang tidak urut dan keliru label mata pelajaran di amplop soal. Anggota Tim Pemantau Independen (TPI) Provinsi DI Yogyakarta, Senawi, mengatakan, kesalahan label mata pelajaran di amplop soal dilaporkan lima sekolah, yaitu tiga sekolah negeri dan dua sekolah swasta.

"Seharusnya mereka mendapat amplop soal Bahasa Indonesia, tetapi mereka memperoleh sampul Bahasa Inggris. Setelah dibuka, isinya tetap Bahasa Indonesia," ujarnya di Yogyakarta, Senin.

Kesalahan ini membuat pelaksanaan ujian nasional (UN) Bahasa Indonesia tertunda beberapa menit. Pengawas ruangan tidak berani membuka amplop berlabel Bahasa Inggris dan mengembalikan paket soal kepada sekolah koordinator kelompok kerja setempat.

Untuk mengganti soal yang dikembalikan, penggandaan soal dilakukan. Kesalahan yang dinilai cukup fatal lainnya adalah nomor soal yang tidak urut. Hal ini bisa merugikan peserta karena ada kemungkinan salah mengisikan jawaban.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsury mengatakan, jumlah kesalahan meningkat dibandingkan dengan UN tahun 2009. Sebagian besar akibat keteledoran percetakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com