Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Tas Daur Ulang Menembus Ekspor

Kompas.com - 11/05/2010, 22:24 WIB

KOMPAS.com - Pasar ekspor sudah menjadi fokus utama dari awal kemunculan produk tas wanita dari Yogyakarta ini. Dengan label CS Bag ini, Clara Seiffi Emmy Pratiwi mengirim tas berbahan dasar alami seperti anyaman pandan berjumlah puluhan ribu item hingga ke Amerika. Kini, usahanya terus berkembang dengan tas daur ulang. Pasar lokal pun menjadi pangsa pasar yang ingin diraih CS Bag berikutnya. 

Sistem kemitraan sengaja dipilih pengusaha yang akrab disapa Emmy ini. Untuk bisnis ekspor yang harus melayani permintaan dari segi jumlah dan waktu pengerjaan, kemitraan lebih tepat untuk menjalankan bisnisnya. Karena pembayaran hanya dilakukan saat pengrajin mendapatkan pekerjaan atau sistem borongan.

Emmy memang cukup berpengalaman mengalami pasang-surut dalam bisnisnya. Namun kecintaannya pada produk fashion yang kerap masuk kategori handycraft ini membuatnya bertahan. Misalnya saja, bisnis tas ekspor ini semula dirintis pada tahun 1998 bersama tiga temannya. Namun sejak 2003, karena satu dan lain alasan, Emmy melanjutkan bisnisnya sendiri.

CS Bag kemudian berkembang dengan berbagai kreasi dan inovasi baru buatannya, termasuk tas daur ulang dari kertas koran, bungkus snack, dan kemasan pasta gigi. Sekitar 1200 pengrajin dari Yogyakarta, Pekalongan, Bali, dan Madura, terlibat dalam produksi tas CS Bag.

"Eksplorasi material recycle ini sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu, dengan dukungan workshop dari USAID. Workshop ini menggali pewarnaan, penggunaan bahan kimia yang ramah lingkungan, dan mencari material yang tepat," papar Emmy kepada Kompas Female di sela Seminar Wanita Wirausaha BNI & Femina, di Four Seasons Hotel, Jakarta, Minggu (9/5/2010) lalu.

Kepekaan melihat pasar dan keberanian inovasi membekali Emmy mengembangkan bisnis tasnya. Kampanye eco friendly yang marak muncul sebagai bentuk keprihatinan atas lingkungan, memacu kreativitas Emmy untuk mempopulerkan varian terbarunya, tas daur ulang CS Bag.

Emmy meyakini varian baru ini mampu menarik minat pasar. Meski diakuinya, masih banyak konsumen yang menganggap remeh produk recycle karena materinya. Padahal menurutnya, teknik pengolahan mengedepankan kualitas. Hanya saja menurutnya tren dan rasa penghargaan atas produk ramah lingkungan belum populer.

Passion disertai kesabaran dan keyakinan menjadi modal Emmy untuk melanggengkan bisnisnya. Diakuinya, masa resesi ekonomi global sempat membuatnya merugi hingga Rp 3 milyar. Namun dukungan dari perbankan yang menjadi mitra bisnisnya, dirasakan sangat membantu. Tak sekadar saat bisnis sedang naik, namun juga saat mulai menurun karena pengaruh krisis. Tentu saja track record yang baik dalam berbisnis membangun kepercayaan bank atas CS Bag.

"Sejak 1998 menjalani bisnis ekspor, pengalaman penundaan pembayaran hingga satu tahun baru dialami sejak 2008 karena hantaman krisis ekonomi global. Penundaan pengiriman barang juga menyebabkan cancellation order," papar Emmy.

Padahal menurutnya, usaha tas ekspor miliknya minim sekali menerima klaim. Kualitas dan ketepatan waktu pengiriman menjadi kunci keberhasilan bisnisnya lebih dari 10 tahun ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com