Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merangkai Nama Bayi pun Bisa Jadi Bisnis

Kompas.com - 12/05/2010, 12:38 WIB

KOMPAS.com - "Apa arti sebuah nama?" Begitu tanya pujangga kenamaan, Shakespeare, dalam salah satu tulisannya. Bagi setiap orang bisa jadi artinya berbeda-beda. Namun, bagi Atikah Ratnasari, pemilik jasa pembuatan nama bayi, adalah usaha yang bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari sekaligus menyalurkan hobinya.  

Bagi sebagian orang, merangkai nama bayi bukan perkara mudah. Ada banyak faktor yang perlu diperhitungkan. Dari keinginan si suami dan istri, keinginan keluarga (mertua dan besan), doa untuk si anak, dan masih banyak faktor lainnya. Namun, bagi Atikah, merangkai nama menjadi sebuah arti adalah suatu hal yang mengasyikkan. Ia melihat adanya kebutuhan bagi para orangtua untuk merumuskan sebuah nama yang indah dan bermakna bagi anaknya.

Semua bermula ketika di masa kuliah, ia memiliki impian untuk menjadi seorang jurnalis yang membuatnya sering mengikuti seminar. Untuk bisa mengikutinya, ia harus mengeluarkan sejumlah uang. Uang tersebut berasal dari biaya hidup sehari-harinya. Salah satunya, uang kos. Ia memutar pikirannya untuk mencari cara mendatangkan uang, lalu muncul ide untuk mencoba mengirimkan tulisan ke media anak-anak, Bobo.

Dari sana, ia menyadari, bahwa selain memikirkan plot dan alur tulisan yang ia buat, Atikah menemukan keasyikan saat menyusun nama-nama karakternya. Tak sedikit pujian datang kepadanya atas nama-nama kreasinya. Muncul pikiran, betapa menyenangkan jika nama yang ia ciptakan, benar-benar digunakan oleh manusia. Dari sana, ia memberanikan diri untuk mencipta nama untuk nama anak dari teman-temannya yang sedang mengandung.

Seiring berjalannya waktu, apalagi dengan aktivitasnya menjalani profesi di sebuah stasiun televisi yang memberinya akses untuk bertemu banyak orang, Atikah mengumpulkan database nama-nama beserta artinya dan asal muasalnya.

Bagi Atikah, nama merupakan doa dan ia percaya bahwa nama bisa berefek pada kehidupan seseorang. Seringkali ia bertemu orang dan mencoba menebak karakteristiknya, dan hal itu benar. Ia juga menyayangkan, jika orangtua tidak menyisihkan waktu untuk memikirkan nama untuk anaknya.

"Misal, waktu itu saya pernah search di Google, nama terpanjang adalah milik seseorang yang terdiri atas 19 nama petinju, lalu di belakangnya di beri nama keluarga. Terbayang kan, sulitnya anak itu nanti untuk mengurus banyak hal? Saya jadi bertanya-tanya, mengapa nama seperti mainan? Karena nama itu kan doa orangtuanya. Setiap bayi berhak punya anak yang bagus," cerita Atikah kepada Kompas Female.

Contoh yang paling dekat, ia ceritakan, adalah teman yang tinggal dekat di kos-nya. Temannya ingin mengubah namanya, menjadi Artalita, lalu ia menelepon ayahnya di desa untuk membuat semacam selamatan. Artalita itu artinya wanita cantik yang memiliki banyak harta. Alhasil, benar, setelah ia mengubah nama, si teman itu makin sukses mendapatkan harta. "Jadi, saya pikir nama itu benar adalah doa, dan setiap anak berhak memiliki doa yang bagus. Kalau orangtuanya sulit memikirkan nama, kan ada saya, jasa pembuatan nama," canda Atikah.

Namun, meski mengutak-utik nama terkesan cukup menyenangkan, kendala yang dihadapi pun tak sedikit. "Bisnis ini tak ada pesaingnya, sehingga kadang sulit untuk menjelaskan apa yang saya coba tawarkan kepada para pelanggan baru. Kadang, ada yang minta free, kadang ada yang meminta nama lebih dari 3. Wah, repot," tutur Atikah.

Selain itu, harga yang ditawarkan pun tak jarang menjadi bahan keberatan para pelanggan. Karenanya, ia mematok harga dasar, yakni dalam 2 paket; paket 1, isinya 3 buah nama perempuan dan 3 buah nama laki-laki dengan harga Rp 50.000. Paket 2, berisi 20 nama dengan harga Rp 100.000. Meski begitu, masih ada saja yang mengeluhkan bahwa harganya mahal, dan lebih baik membeli buku nama-nama anak. Atikah harus menjelaskan bahwa nama yang ia jual adalah nama berupa rangkaian yang sudah dipikirkan artinya, doa, dan maknanya. Karena tak semua orang memiliki bakat untuk merangkum dan merangkai nama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com