Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Memulai Investasi?

Kompas.com - 26/05/2010, 19:29 WIB

KOMPAS.com — Saya suka membaca iklan di Kompas tentang pelatihan investasi Option, dan tertarik untuk mencari tahu dan mengembangkan uang di investasi jenis ini. Apakah jenis investasi ini menjanjikan dan memang menguntungkan seperti iklan-iklan yang saya baca? Saya ingin mendapatkan return yang besar dalam waktu tidak terlalu lama. Tapi saya juga ingin berinvestasi di tempat yang aman. Tolong sarannya. - Bernadette, Jakarta.

Sebelum menjawab, saya ingin bertanya dahulu. Apakah Anda sudah memiliki portofolio investasi, seperti reksa dana atau saham? Bila belum, saya sarankan silakan koleksi terlebih dulu instrumen investasi tersebut karena Option adalah jenis investasi turunan dari saham. Sebenarnya, dapat saya katakan, bahwa Option bukanlah sebuah investasi karena bersifat diperdagangkan (trading) dalam jangka pendek. Lalu dalam setiap transaksi tersebut, ada pihak yang mendapatkan keuntungan dan juga mengalami kerugian. Option merupakan investasi derivatif.

Saya sendiri sebagai financial planner selalu menganjurkan klien untuk melakukan dan mengoleksi investasi reksa dana, saham, properti, dan logam mulia terlebih dulu sebelum mencoba investasi lainnya. Sebab, masih banyak jenis investasi yang bisa dijadikan kendaraan mencapai tujuan keuangan kita.

Menurut Robert T Kiyosaki dalam bukunya Conspiracy of The Rich, derivatif adalah "senjata kehancuran massal" dan salah satu alasan kita berada dalam krisis keuangan.

Saran saya, jangan memasuki sebuah jenis investasi yang rumit dan kompleks untuk dipahami. Sebab, semakin rumit investasi maka makin mudah akan kehilangan uang di sana.

Kembali ke persoalan Anda, Kiyosaki menegaskan, "Ingat, salah satu tujuan industri keuangan adalah membuat orang bingung." Jadi, sebaiknya hindari investasi yang tidak Anda pahami.

"Pay Yourself First Concept"
Apakah selama ini Anda tidak mampu menabung dan berinvestasi demi masa depan yang cemerlang dan mandiri? Apakah gaji ternyata tak bersisa (tidak cukup) untuk memampukan Anda memiliki tabungan atau investasi? Bila jawabannya "ya", berarti Anda menjalankan konsep keuangan yang kuno dan keliru. Tidak perlu bersedih karena Anda tidak sendiri.

Mungkin selama ini konsep menabung Anda adalah di akhir bulan. Ketika ada uang sisa dari belanja kebutuhan diri dan bulanan baru Anda menabung. Namun, bila ternyata di akhir bulan uang tidak bersisa, malah defisit, maka Anda pun melewatkan menabung di bulan itu.

Cara tersebut tidak akan membuat kaya. Sekarang cobalah untuk mulai menggunakan konsep baru, pay yourself first at 20 percent. Maksudnya adalah menyisihkan terlebih dahulu bagi masa depan di muka sebesar 20 persen sebelum membelanjakan untuk kebutuhan lain dan keperluan biaya bulanan.

Konsep baru: Income (pendapatan) - Saving (masa depan) = Expenses (kebutuhan hari ini)

Mengapa 20 persen?
Selama ini banyak yang menganjurkan bahwa cukup menabung atau menyisihkan sebesar 10 persen saja. Namun, menurut saya angka ini sangat tidak memadai. Angka ini berasal dari standar luar negeri yang angka inflasi mereka berkisar antara 3-5 persen per tahun. Dengan demikian, menabung atau berinvestasi sebesar 10 persen atau sama dengan 2 kali angka investasi, jadi sudah dianggap memadai. Sedangkan angka inflasi di Indonesia, sebesar 8-10 persen (padahal inflasi riil di pasar bisa saja lebih dari itu) sehingga saya anjurkan untuk memakai angka 20 persen untuk mengamankan dan memastikan masa depan Anda sendiri.

Mulailah dari 1 persen
Bila Anda sulit untuk menyisihkan langsung pada angka 20 persen maka mulailah menyisihkan dari angka 1 atau 2 persen pada bulan pertama, dan kemudian tambahkan angka yang sama pada bulan berikut dan seterusnya. Sehingga pada bulan ke-10 sampai ke-20 angka tersebut sudah tercapai.

Kalahkan diri Anda
Bila mampu mendisiplinkan diri dan mengalahkan keinginan-keinginan yang kurang produktif untuk melakukan konsep ini maka Anda akan sangat mudah mencapai berbagai tujuan-tujuan keuangan di masa depan. Memang sangat sulit dan mungkin paling sulit untuk mengalahkan diri sendiri. Namun percayalah, bila mampu mengalahkan diri sendiri maka dunia akan mudah Anda taklukkan.

(Freddy Pieloor, CFP/Majalah Chic)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com