Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Makanan "Kampung" di Festival Jajanan Bango

Kompas.com - 03/07/2010, 18:43 WIB

KOMPAS.com - Sudah jadi pemandangan umum bila mal-mal di Jakarta dan sekitarnya pada hari Sabtu dan Minggu selalu dipenuhi warga yang ingin bersantai. Tidak adakah cara lain untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, selain ke mal?

Lain dari biasanya, Sabtu (3/7/2010) ini warga Jakarta punya banyak pilihan untuk jalan-jalan. Coba tengok di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Setidaknya ada tujuh event yang diselenggarakan bersamaan di kawasan ini. Di antaranya Pesta Buku Jakarta (2-11 Juli 2010), Bobo Fair (30 Juni - 4 Juli 2010), Indonesia International Circus Festival (2-11 Juli 2010), JakCloth, Clothing & Distro Exhibition (2-4 Juli 2010), dan Festival Jajanan Bango (3-4 Juli 2010).

Festival Jajanan Bango (FJB), yang memasuki tahun ke-6 penyelenggaraannya, tampaknya masih menyedot perhatian pengunjung. Maklum saja, penyelenggaraan kali ini boleh dibilang istimewa, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan mengambil tema "Pilihan Ibu Nusantara", Bango memberi kesempatan pada kaum ibu di seluruh Nusantara untuk mengusulkan jajanan favorit keluarga.

Caranya, bila ibu membeli produk kecap Bango di hypermart, akan disediakan piring untuk ditulisi menu andalan keluarga di rumah. Setiap ibu boleh menyuarakan lebih dari satu jenis makanan tradisional, yang berasal dari tiga kota (Jakarta, Bandung, dan Surabaya). Pilihan para ibu ini lalu diberi ranking oleh Bango, yang kemudian akan menghadirkan pilihan menu di tiga kota pelaksanaan FJB.

Bertempat di Plasa Selatan Gelora Bung Karno, FJB menghadirkan tak kurang 100 penjaja makanan lokal. Hadir pula Duta Bango, legenda kuliner yang merepresentasikan makanan tradisional. Yang terpilih sebagai Duta Bango kali ini antara lain Lontong Balap Pak Gendut Surabaya, Bubur Ayam Mang H. Oyo Tea Bandung, Mie Sate Mamang Ayep Medan, Timlo Sastro Solo, dan Pedesan Entog Bang Combat Indramayu.

Cuaca yang mendung sejak pagi, dan sesekali dihiasi rintik-rintik hujan, rupanya tidak menyurutkan pengunjung. Bahkan semakin sore semakin melimpah. Perlu sedikit effort untuk menikmati makanan yang diinginkan. Pengunjung harus memesan makanan di stan, sambil mengantre untuk menunggu pesanan siap. Maklumlah, tidak ada layanan "pesan-antar" dari stan. Pengunjung harus membawa sendiri makanannya ke meja di area makan.

Namun karena ini momen untuk bersantai dan berwisata kuliner, tak ada persyaratan yang dirasa memberatkan. Pengunjung juga rela menunggu cukup lama hingga pesanan datang. Pengelola stan Iga Sapi Penyet Warung Leko, misalnya, berulangkali memberitahukan kepada pengunjung, "Kalau iga bakar agak lama, Bu, apalagi semua lagi pesan iga bakar. Mau ditunggu?"

Pengunjung pun mengangguk, lalu dengan sabar menunggu. Bila tak ingin menunggu lama, pengunjung bisa mengganti pesanannya dengan iga penyet yang relatif lebih cepat menyiapkannya. Soalnya, air liur sudah tak tertahankan menyaksikan tukang masaknya mengulek sambal yang legit dan pedas di cobek.

Antrean yang tak kalah menggila terjadi di stan Tahu Super Pong Lym. Bayangkan, untuk menikmati tahu pong saja pengunjung harus menunggu satu jam! "Wah, enggak jadi deh," seru Wardah dan temannya, Lilis. Padahal, keduanya ngiler melihat tahu yang menggembung saat digoreng, dan disajikan dengan kremesan yang gurih.

Stan yang cukup membuat curious pengunjung antara lain Sate Tulang & Soto Banjar Eldorado. Apa benar yang dibikin sate adalah tulang? "Iya, ini tulang bagian punggung ayam. Tapi sekarang sudah habis, Non," ujar petugas yang mengipasi sate. Padahal saat itu baru sekitar pukul 13.30.

Tentu saja, tulang yang disajikan masih menyimpan daging. Justru kenikmatan menyantap sate tulang ini adalah saat lidah Anda berjuang untuk memisahkan daging dari tulangnya di dalam mulut.

Anda belum sempat mengunjungi festival ini? Minggu (4/7/2010), FJB masih akan berlangsung dari pukul 10.00-18.00. Sampai ketemu!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com