Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Butuh-Tak Butuh Antara Pangan dan Plastik

Kompas.com - 22/07/2010, 16:02 WIB

KOMPAS.com Seperti diketahui, plastik punya banyak keunggulan, seperti kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna agar menarik, mudah dibentuk untuk berbagai fungsi, dan merupakan isolator panas atau listrik yang baik.

Namun, di balik itu, plastik juga memiliki kelemahan. Di antaranya, beberapa jenis plastik tidak tahan panas, beberapa jenis plastik butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai alami, dan jika tidak digunakan sesuai fungsi, maka bahan kimia di dalamnya bisa mengganggu kesehatan jika terkonsumsi.

Untuk itu, Anda perlu tahu apa yang harus Anda lakukan saat ingin memilih wadah plastik yang aman. Dr Yadi Haryadi, pakar pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menyarankan untuk memerhatikan hal-hal berikut saat ingin memilih wadah pangan dari plastik:

- Terdapat simbol gelas dan garpu, atau
- Ada tulisan food grade, atau
- Tulisan approved by FDA, atau
- Merupakan merek dagang yang dipatenkan
- Tidak tergiur harga murah karena tidak ada jaminan baik bagi kesehatan
- Belilah dari penjual (distributor/dealer) resmi

Dikabarkan pula bahwa produk plastik boleh digunakan sebagai wadah makanan jika sudah mendapat pernyataan aman dari lembaga-lembaga tertentu. Lembaga-lembaga apa yang berwenang dan terpercaya sebagai standar jaminan kesehatan?

* Food and Drug Administration (
FDA)
Lembaga Administrasi Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat. FDA mengatur kebijaksanaan mengenai standar keamanan plastik sebagai wadah untuk menyimpan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan. FDA juga mengatur standar kandungan indirect food additives (zat tambahan tidak langsung) maksimum pada kemasan yang diperbolehkan bila bersentuhan langsung dengan makanan/minuman yang dikonsumsi manusia.

* European Food Safety Authority (EFSA)
Lembaga Pengatur Keamanan Makanan Uni Eropa. Lembaga ini bertugas memberikan pedoman secara ilmiah terhadap bahaya yang mungkin terdapat dalam berbagai produk kemasan yang berkenaan dengan pangan. Salah satu bidang lingkupnya meliputi efek langsung atau tidak langsung pangan dan kemasannya terhadap kesehatan manusia.

* Japan Hygienic Olefin dan Styrene Plastics Association (JHOSPA)
JHOSPA adalah badan dari Jepang yang menentukan batasan aman untuk material yang digunakan pada kemasan produk plastik yang memiliki kontak dengan makanan/minuman.

* Japan Food Safety Commission (JFSC)

JFSC adalah sebuah lembaga dari Jepang yang mengeluarkan pedoman secara ilmiah terhadap batasan aman-tidaknya sebuah produk yang kontak dengan pangan dan mengomunikasikannya kepada konsumen.

* Society of Plastic Industry (SPI)
SPI atau Komunitas Industri Plastik adalah asosiasi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang plastik di Amerika Serikat. SPI mewakili anggotanya dalam mengatur kebijakan-kebijakan mengenai keunggulan produk-produk plastik dan mengomunikasikan kontribusi industri plastik bagi masyarakat.

* Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Lembaga yang berwenang mengatur dan melaksanakan kebijakan pengawasan obat dan makanan di Indonesia. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap kemasan-kemasan yang memiliki kontak dengan makanan/minuman yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah kemasan plastik. Dari hasil pengawasan tersebut, BPOM memberikan informasi dan imbauan kepada masyarakat jika sebuah kemasan memiliki potensi membahayakan bagi kesehatan.

(Sumber: Buklet Serba Serbi Plastik dari Tupperware)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com