Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pare, Pahitnya Asyik!

Kompas.com - 21/09/2010, 10:14 WIB

KOMPAS.com - Pare tergolong sayuran yang bisa dibenci sekaligus disukai orang. Rasanya yang pahit memang membuat siapapun berpikir untuk menelannya. Tetapi jika diolah dengan cara yang tepat, pare bisa menjadi hidangan yang lezat. Misalnya, diberi isian seperti ikan tenggiri atau ikan tuna.

Seperti juga petai, pare kerap diremehkan orang karena harganya murah dan tidak banyak diolah dalam hidangan di rumah makan. Namun sayuran ini ternyata menyimpan kandungan nutrisi yang tidak main-main. Rasa pahit dari sayuran yang juga populer di Afrika Timur, Australia, dan Amerika Latin, ini berasal dari konsentrasi tinggi dari kuinin, zat aktif yang mampu mencegah dan menyembuhkan malaria.

Setidaknya ada 32 senyawa aktif yang sudah ditemukan dalam pare, termasuk beta-sitosterol-d-glucoside (bahan antidiabetes), sitrulin (asam amino yang meningkatkan produksi nitrit oksida), likopen (senyawa antioksidan), lutein dan zeaxanthin (karotenoid yang mampu melindungi kita dari penyakit mata akibat usia lanjut).

Pare memiliki kandungan beta-karoten dua kali lebih banyak daripada brokoli, kalsium dua kali lebih banyak daripada bayam, potasium dua kali lebih banyak daripada pisang, fosfor, zat besi, dan sumber serat yang baik. Selain itu pare juga kaya akan vitamin B1, B2, B3, dan C.

Dengan berbagai kandungan nutrisinya itu, tak heran bila pare banyak dimanfaatkan sebagai obat. Pare mempunyai fungsi menurunkan gula darah, sehingga efektif melawan diabetes mellitus tipe 2. Ekstrak pare juga dijadikan obat untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

Menikmati pare
Anda jangan heran bila orang yang awalnya tidak suka pare, belakangan jadi ketagihan. Anda akan butuh waktu untuk membiasakan diri dengan rasa pahit itu, namun ketika sudah terbiasa, sayuran ini akan terasa unik. Seperti cabai yang memiliki rasa pedas yang bervariasi, kadar pahit pada pare pun tidak seragam.

Pare muda yang keras, hijau tua, dan tanpa biji biasanya lebih pahit. Sedangkan pare matang yang warna hijaunya lebih terang cenderung sedang pahitnya. Pilihlah pare yang bentuknya baik, tidak ada cacat atau memar di sana-sini. Bila disimpan di lemari es, pare bisa tahan hingga seminggu.

Sebagai lauk, pare biasa diolah dengan isian berupa daging, udang, ikan, dan dimasak dengan cara dikukus dan dibuat kaldu seperti pada hidangan Vietnam, atau ditumis. Di India, pare yang dihilangkan bagian putih dan bijinya biasa digoreng kering. Pare juga bisa dimasak sebagai sup atau omelet, tergantung selera Anda.

Untuk menetralisasi rasa pahitnya, gunakan bahan-bahan lain dengan cita rasa yang kuat. Padukan dengan rasa manis atau gurih pada telur, jamur, atau tahu. Menggunakan garam dan merebus setengah matang tidak begitu disarankan untuk mengurangi rasa pahit ini, karena pengolahan seperti ini bisa mempengaruhi tekstur dan cita rasa lain yang dimiliki pare. Biar tidak kaget dengan pahitnya, lebih baik Anda mencoba pare yang lebih matang.

Untuk memasak pare, Anda bisa memotongnya memanjang atau menjadi bulatan-bulatan. Bagian dalam pare terdiri atas sumsum berwarna putih dan biji yang besar-besar. Gunakan sendok sayur untuk mengerok sumsum dan biji ini, bila Anda tidak menginginkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com