Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keperawanan Bukan Isu Moralitas

Kompas.com - 28/09/2010, 16:38 WIB

KOMPAS.com - Keperawanan sifatnya sangat personal dan bukan isu moralitas. Jika ingin bicara moralitas, yang perlu dipersoalkan adalah moralitas publik yang menyangkut kepentingan masyarakat. Korupsi contoh paling nyatanya.

"Keperawanan seharusnya tidak boleh menjadi isu, apalagi dikaitkan moralitas dan politisasi tubuh perempuan," papar Neng Dara Affiah, Komisioner Komnas Perempuan, saat dihubungi Kompas Female untuk merespons wacana tes keperawanan yang berkembang di DPRD Jambi.

Persoalan keperawanan yang masih saja dibincangkan, bahkan menjadi isu, adalah cermin masyarakat yang konservatif dan berwajah patriarki, jelas Neng Dara. Tubuh perempuan dipersoalkan dengan dalih keperawanan. Bahkan menjadi politisasi tubuh dan organ reproduksi perempuan, ketika isu ini digulirkan untuk kepentingan kekuasaan.

Neng Dara menilai, isu tes keperawanan yang dikemukakan anggota DPRD Provinsi Jambi adalah bentuk politisasi tubuh perempuan. Dikatakan politisasi karena ada kecenderungan mencari perhatian masyarakat, terutama masyarakat pemilih untuk kepentingan kekuasaan.

"Harapannya isu yang digulirkan ini memperoleh dukungan, meskipun sangat merugikan perempuan," jelasnya.

Seseorang dalam kondisi perawan atau tidak adalah area privat. Status perawan juga tak menjamin baik-buruknya perilaku.

"Tidak ada jaminan seorang yang tidak perawan memiliki perilaku buruk. Seorang yang perawan juga tidak menjamin perilakunya tidak buruk," katanya, sambil menambahkan bahwa kita tidak bisa menghakimi seseorang karena ia perawan atau tidak.

Hanya akan menimbulkan trauma berkepanjangan
Psikolog klinis Lita Gading juga mempertanyakan urgensi tes keperawanan yang menjadi wacana kontroversial ini.

"Kenapa harus memikirkan hal pribadi dan internal rumah tangga semacam ini? Seharusnya hal ini tak usah dipikirkan. Isu moralitas yang lebih merusak bangsa seperti korupsi yang seharusnya dipermasalahkan," kata Lita kepada Kompas Female.

Menurut Lita, tes keperawanan seperti ini justru menimbulkan trauma baru jika benar akan diterapkan kepada anak usia sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com