Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kertas Daur Ulang

Kompas.com - 24/10/2010, 04:07 WIB

Pos!” Kudengar teriakan seorang laki-laki yang menghentikan motor di depan rumah. Jaketnya berwarna oranye, sama dengan motor yang dikendarainya.

”Pelangi Andrawina. Tanda tangan di sini ya!” Pak pos tersenyum sambil mengulurkan selembar surat dan tanda terima.

”Terima kasih, Pak!” Aku berlari masuk kamar ingin segera membacanya.

 

SURAT dari Tarita, sahabatku yang pindah ke Sulawesi mengikuti orangtuanya. Meskipun bisa berkirim e-mail atau SMS, kami lebih suka berkirim surat. Rasanya lebih menyenangkan dan deg-degan menunggu kedatangan pak pos.

Tanganku sudah tak sabar ingin membuka surat itu. Namun aku tertegun mengamati amplop berwarna merah muda. Biasanya Tarita mengirim surat dengan amplop bergambar bunga-bunga atau kartun.

Tetapi kali ini amat istimewa. Bukan gambar bunga, tetapi bunga sungguhan. Amplopnya agak kasar dan membentuk kotak-kotak kecil. Di seluruh permukaan amplop terdapat bunga-bunga dan rumput kering yang membuat ia amat cantik.

Bagaimana caranya memasukkan bunga dan rumput ini ke kertas amplop?

Baru kali ini aku mendapat surat dengan amplop semacam ini. Karena terlalu asyik mengamati amplop, aku lupa membuka surat hingga suara Ibu mengejutkanku.

 

”ELA, ada Mbak Arin. Katanya kangen sama kamu,” kata Ibu.

Mbak Arin adalah saudara sepupuku dari luar kota. Dia kuliah dan kos di dekat kampus. Kadang dia datang ke rumah bila libur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com