Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menapak Cerah Batik Lasem

Kompas.com - 06/02/2011, 04:27 WIB

Lasem, sebuah kota kecamatan kecil di sebelah timur Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, memiliki catatan sejarah panjang. Lasem dulu dianggap strategis dengan lalu lintas perdagangan hingga menjadi salah satu titik mula jalur candu. Sastrawan Pramoedya Ananta Toer mencatat Lasem menjadi tempat penyelundupan senjata api dari Singapura saat Perang Diponegoro 1825-1830.

Tahun 1740, Lasem yang terletak di jalur utama pantai utara Jawa menjadi tempat perlawanan warga China terhadap Kompeni. Jejak peradaban budaya China yang tinggal di kawasan itu hingga ratusan tahun sampai sekarang masih tampak berupa rumah-rumah besar berarsitektur China.

Dari dalam tembok pagar dengan pintu kayu jati tebal itu, budaya batiknya masih dapat dijumpai dan berproduksi turun-temurun sampai saat ini. Motif China peranakan dengan warna dominan merah, biru, dan hijau menjadi ciri kuat batik pesisir timur pantai utara Jawa.

Sekitar 30 tahun lalu batik Lasem sempat mati suri, kalah dengan batik Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. Seiring dengan kembalinya tren batik di Indonesia beberapa tahun ini, batik Lasem dengan ciri motif burung hong dan bunga seruni mulai menapak cerah.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Rembang mencatat nilai ekspor batik Lasem produksi perajin batik di Kecamatan Lasem rata-rata meningkat 20 persen per tahun. Pasar ekspor ke sejumlah negara, seperti China, Jepang, Malaysia, dan Amerika, kembali terbuka.

Pengusaha batik mulai menggerakkan pembatik dari sejumlah kampung. Santoso Hartono, misalnya, adalah salah satu produsen batik tulis yang mempekerjakan ratusan warga sekitar. Proses panjang dalam menghasilkan sebuah kain batik tulis ini seluruhnya merupakan keahlian dari tangan.

Foto dan Teks: P Raditya Mahendra Yasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com