Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna "Lunch with Girlfriends" bagi Perempuan

Kompas.com - 08/02/2011, 16:36 WIB

KOMPAS.com - Janjian kemana dengan teman-teman Anda akhir pekan ini? Shopping, atau makan bareng di restoran? Hm... jangan kaget bila susunan rencana weekend Anda dari waktu ke waktu hanya shopping dan makan saja. Sebab, menurut penelitian, perempuan modern ternyata mendapatkan kepuasan saat makan bareng teman-teman perempuan, sama besarnya dengan berkencan dengan seorang pria.

Saat makan bareng dengan teman-temannya, perempuan melepaskan oksitosin, hormon yang juga membantu kita mencapai klimaks saat bercinta. Nah, lingkungan yang asyik buat bersosialisasi dan hubungan pertemanan yang kuat, ternyata juga sangat kondusif untuk memproduksi oksitosin.

"Kalau Anda makan siang bersama teman-teman perempuan, Anda memproduksi senyawa kimia yang sama dengan saat orgasme. Kita merasa rileks, aman, dan bahagia. Kan itu yang juga kita rasakan saat berhubungan (dengan pria)," ujar Simone Bienne, pakar seks dan relationship dari Inggris. 

Dengan teman-teman perempuan, kita tidak merasa harus buru-buru punya pasangan, karena pertemanan membuat kita lebih mampu menikmati status lajang kita, tambah Bienne.

Lebih dari separuh perempuan dewasa di bawah 50 tahun tak pernah menikah, dan seperlimanya tak mempunyai anak, demikian menurut Government’s Office for National Statistics. Kurang dari separuh perempuan di bawah 35 tahun hidup bersama pasangan. Psikolog perilaku, Jo Hemming, mengatakan bahwa perempuan bekerja keras untuk membangun pertemanan yang baik dan kadang-kadang mereka enggan "putus" dengan teman-temannya ini.

"Ini fenomena yang terus berkembang. Perempuan dulu selalu menikah, dan memusatkan hidupnya di sekitar keluarga dan suami. "Sekarang, perempuan menunda untuk menikah, dan pertemanan mereka menjadi lebih berharga. Banyak dari mereka yang berhati-hati untuk melepaskan pertemanan itu," ungkapnya.

Tentu saja, tidak berarti perempuan menomorduakan urusan mencari pacar; mereka hanya tidak lagi ngotot mencarinya karena adanya fondasi pertemanan yang kuat itu. Dengan hadirnya teman-teman, tekanan untuk segera menikah menjadi berkurang.

Di lain pihak, pria justru cenderung ingin segera menikah dan membentuk keluarga. Survei yang dilakukan situs Match.com mendapati bahwa 35 persen perempuan lajang merasa perlu berkumpul dengan teman-temannya secara teratur (pada pria hanya 23 persen yang merasakan kebutuhan tersebut).

Menurut pakar relationship Francine Kaye, ini menunjukkan bahwa perempuan mulai menyadari bahwa mereka tidak membutuhkan pria untuk merasa bahagia. "Mereka bisa traveling dengan teman-teman perempuan, bersosialisasi dengan mereka, dan akan mencari pria ketika merasa sudah menginginkannya," tutur penulis buku The Divorce Doctor ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com