Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martha Tilaar: Berbagi bersama Kaum Hawa

Kompas.com - 20/02/2011, 15:43 WIB

KOMPAS.com - Jika ingin sukses berbisnis, maka jalankan dengan prinsip berbagi. Pesan inilah yang selalu diterapkan Dr Martha Tilaar, pendiri dan pemimpin perusahaan Martha Tilaar Group saat pertama kali merintis bisnis bersama seluruh anggota keluarganya sejak 1970. Pesan ini dipahami Martha sebagai wejangan penuh makna dari orangtuanya, dan menjadi panduan puluhan tahun mengelola usaha. Benar saja, bisnis kecantikan dan perawatan tubuh yang didirikannya tumbuh dan semakin berkembang hingga 41 tahun usia perusahaan kini.

Perempuan menjadi perhatian Martha sejak pertama kali membangun bisnisnya. Ia tidak sekadar menjual produk yang memang dinikmati oleh kebanyakan perempuan Indonesia, tetapi juga berfokus pada perempuan sehingga menguatkan perusahaan keluarga ini dalam menjalankan bisnisnya. Keharmonisan keluarga juga kuat terjaga, beriringan dengan bisnis yang terus berkembang, karena ada pemberdayaan perempuan di baliknya.

"Memberdayakan perempuan menjadi kepuasan tersendiri bagi saya," tutur Martha dalam bincang-bincang bersama Kompas Female di kantor PT Martina Berto, Pulo Gadung, Jakarta, Kamis (17/2/2011) lalu. Pemberdayaan perempuan bahkan dijadikan sebagai salah satu dari empat pilar yang menjadi fondasi perusahaan. "Sejak awal berdirinya perusahaan, empat pilar ini sudah dijalankan," tambahnya.

Memberikan akses pendidikan bagi perempuan
Martha menyadari bahwa banyak perempuan yang terbelenggu dengan budaya patriarki. Perempuan tak punya kesempatan mengembangkan dirinya, atau bahkan tak diberi pilihan dalam menjalani hidupnya. Beruntung, perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini tidak mengalami diskriminasi dalam keluarga. Sebagai perempuan, Martha punya kesempatan yang sama dengan kedua adiknya untuk berpendidikan setinggi-tingginya, dan bebas mengembangkan potensi diri.

Latar belakang sebagai guru Sekolah Dasar pada 1958-1961, serta dosen IKIP Jakarta pada 1963-1965 semakin menguatkan keinginan ibu empat anak ini untuk berbagi ilmu bagi sebanyak mungkin perempuan. "Melihat orang lain lebih pintar justru membuat saya merasa senang," aku Martha.

Ia mendapat gelar beautician dari Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, Amerika Serikat pada 1969. Sepulang dari Amerika, sebagai ahli kecantikan yang teruji kemampuannya secara akademis, maupun melalui pengalaman kerjanya selama tiga tahun di Campes Beauty Salon, Indiana University, Martha merintis bisnis salon rumahan di Jakarta. Menyeimbangkan bisnis dengan keharmonisan rumah tangga bukan pekerjaan mudah. Prinsip berbagi diaplikasikannya dari rumah tangganya sendiri.

"Saya menyekolahkan pekerja rumah tangga (PRT). PRT belajar cara merawat anak-anak, diberi les masak, sehingga mereka bisa merawat anak-anak di rumah dengan baik. PRT harus dianggap sebagai saudara, supaya saya merasa terbantu saat harus menjalankan bisnis," jelasnya.

Memberdayakan perempuan tak hanya dilakukannya di rumah kepada PRT yang bekerja untuknya. Martha juga memberikan pendidikan gratis kepada banyak perempuan yang kemudian direkrut menjadi karyawannya. Balisari Spa & Training Center adalah wujud dari kepedulian dan keinginan Martha berbagi kepada sebanyak mungkin perempuan Indonesia. Pertemuannya dengan tenaga kerja wanita yang terlantar saat berpapasan di Bandar Udara Hongkong sepuluh tahun silam, menjadi pendorong lahirnya pusat pelatihan terapis spa Balisari ini. Korban trafficking tersebut lalu menjadi murid Balisari yang kini lebih berdaya atas diri dan keluarganya.

Mempekerjakan 70 persen perempuan
Kecanggihan teknologi dengan mudah bisa menggantikan tenaga manusia. Namun kepraktisan ini bukan menjadi pilihan Martha dalam mengelola Martha Tilaar Group dan berbagai anak perusahaannya. Perempuan yang dinobatkan sebagai Duta Pendidikan dan Pelatihan Hak Asasi Manusia Indonesia periode 2010-2014 ini kini memimpin sekitar 5.000 karyawan. Sebanyak 70 persen dari ribuan karyawannya adalah perempuan. 

"Ribuan karyawan bisa saja diganti mesin namun prinsip memberdayakan, terutama bagi perempuan, menjadi tak ada lagi," jelasnya.

Berbisnis sebaiknya tak hanya mengambil keuntungan saja, namun perlu ada sisi edukasi dan pemberdayaan di baliknya. Inilah yang ingin terus dibuktikan Martha Tilaar melalui PT Martina Berto dengan ribuan karyawan di pabriknya. Ribuan terapis dan ahli kecantikan yang terdidik dan tersalurkan melalui Balisari Spa & Training Center serta Puspita Martha Beauty School. Ribuan karyawannya tersebar di Kampoeng Djamoe Organik di Cikarang, Sukabumi, Sawangan, dan Gunung Putri, serta Martha Tilaar Shop di dalam dan luar negeri.

Sejumlah perempuan juga berhasil memberdayakan diri dengan berbagai profesi dari ilmu yang dibagi cuma-cuma oleh Dr Martha Tilaar. "Salah satu anak didik saya kini menjadi hairdresser ibu presiden, Ani Yudhoyono," katanya penuh bangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com