Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donasi 100 Juta untuk Posyandu di NTT

Kompas.com - 22/02/2011, 15:38 WIB

KOMPAS.com — Perilaku hidup bersih dan sehat di Nusa Tenggara Timur masih rendah. Level PHBS di NTT berada di urutan ke-29 dari 33 provinsi. Masyarakat NTT bahkan baru tiga tahun terakhir mengenal pentingnya menjadikan PHBS sebagai kebiasaan. Jumlah posyandu berkualitas untuk memberikan pelayanan kesehatan juga masih minim.

Fakta inilah yang mendasari PT Unilever melalui merek sabun Lifebuoy kembali memberikan donasi untuk merevitalisasi posyandu di NTT selama dua tahun terakhir. Posyandu, melalui kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), menjadi sarana terdekat bagi warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Pada 2010, donasi yang diberikan lebih kepada pemberian alat kesehatan, seperti termometer, tensimeter, dan stetoskop, selain juga kartu menuju sehat (KMS) serta kartu ibu anak (KIA). Adapun pada 2011, donasi senilai Rp 100 juta sebagian besar untuk alat kesehatan dan dua buku tadi. Selebihnya digunakan untuk pelatihan kader PKK," papar Amalia Sarah Santi, Senior Brand Manager Lifebuoy, saat temu media di FCone FX Lifestyle X'enter, Selasa (22/2/2011).

Posyandu menjadi pintu masuk untuk sosialisasi PHBS melalui cuci tangan pakai sabun atau kegiatan lainnya di daerah. Menurut Sarah, posyandu di NTT membutuhkan alat pengukuran kondisi kesehatan untuk mempermudah mendeteksi penyakit dengan tepat. Benar saja, dukungan peralatan kesehatan di posyandu membuat kader PKK yang mengaktifkan pelayanan kesehatan masyarakat semakin termotivasi memberikan layanannya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dr Messerassi BV Ataupah menambahkan, dengan tersedianya alat kesehatan yang memadai, pengunjung posyandu bertambah.

"Kader di desa yang kebanyakan kaum ibu antusias dengan bantuan alat kesehatan ini. Peralatan yang diberikan juga bermanfaat bagi perbaikan kesehatan masyarakat. Selain juga meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya. Realisasi partisipasi pada 2010 meningkat menjadi 80 persen dari biasanya 70 persen, dengan bantuan dan sosialisasi PHBS ini," paparnya.

Penyakit penyebab kematian tertinggi di NTT, seperti stroke, hipertensi, dan jantung, bisa terdeteksi lebih dini dengan bantuan alat ini. Termasuk juga penyakit kejang demam yang menjadi penyebab kematian anak balita terbesar di NTT. Sebanyak 250 dari 675 posyandu di Kupang sudah menikmati bantuan yang dimulai sejak tahun 2009. Dinas Kesehatan Kupang serta kader PKK sebagai mitra dinilai kooperatif oleh Lifebuoy dalam menyosialisasikan PHBS.

"Selain level PHBS, faktor kader PKK yang terbina dengan baik juga menjadi pertimbangan dalam memilih area penerima donasi. Kader yang terbina membuat integrasi program sosialisasi PHBS lebih solid," tutur Sarah.

Eka Sugiarto, Marketing Manager Skin & Cleansing PT Unilever Indonesia, menambahkan, kader PKK menjadi agen kesehatan yang efektif untuk promosi PHBS bagi keluarga. Dan, posyandu adalah sarana yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pemahaman yang baik mengenai PHBS. Ke depan, kata Messerassi, diharapkan posyandu di NTT bisa meningkatkan levelnya menjadi posyandu purnama hingga 80-90 persen lebih banyak. Artinya, posyandu di daerah dan pelosok NTT bisa menikmati fasilitas kesehatan yang jauh lebih memadai.

Anda, sebagai konsumen, juga punya peran mewujudkan harapan ini, terutama yang pernah menonton film Tanah Air Beta. Karena donasi Rp 100 juta berasal dari komitmen Lifebuoy untuk memberikan donasi Rp 100 dari setiap tiket film tersebut yang terjual. Sebagai catatan, Tanah Air Beta adalah film yang diproduksi Alenia Pictures dan tayang pada Juni 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com