Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tina Andrean: Seperti Melukis, Tetapi Menggunakan Lipatan Kain

Kompas.com - 14/03/2011, 12:58 WIB

KOMPAS.com - Tahun lalu, Tina Andrean mendapatkan inspirasi rancangan busananya dari abad 19 dalam tema "Royal of Timeless". Tahun ini, istri dari Johnny Andrean, pengusaha restoran dan salon ini mengambil tema perubahan gaya seni dari antara tahun 1400-1600an. "Di tahun-tahun itu adalah zaman perubahan classical antique ke modern. Yang tadinya berdetail sulit ke modern atau natural, dan menonjolkan kecantikan siluet perempuan. Gaun-gaun yang ada hal-hal natural, memancarkan kecantikan perempuan, dan melekat dengan indah pada tubuh. Bedanya dari desain sebelum ini, kali ini detail yang dipasangkan lebih jelas," tutur Tina saat konferensi pers menjelaskan busana pengantin internasionalnya beberapa waktu lalu.

Bertempat di Hotel Indonesia Kempinski, Minggu, 13 Maret 2011, Tina Andrean memamerkan 18 gaun malam dan 18 gaun pengantin internasional di penghujung acara wedding exhibition bertajuk "The Art of Renaissance". Seperti tahun lalu, gaun-gaun yang dipamerkan Tina terbagi dalam 3 sekuen; Modern Simplicity, Modern Contemporer, dan Modern Regalia. "Untuk Modern Simplicity, busana yang sederhana, mudah digunakan. Modern Contemporer memiliki ekor sedikit, sekitar 1,5 m, memudahkan pergerakan dan mingle. Modern Regalia lebih bersifat mewah, dengan ekor panjang sekitar 2,5-3,5 meter, dan aksesoris kristal, cocok untuk pesta di ballroom," jelas Tina.

Dalam konferensi pers, Tina menjelaskan, untuk mencari inspirasi merancang busana pengantin yang sama selama 27 tahun bukanlah hal yang mudah. Ia harus terus membuka diri dan menambah pengetahuan terhadap berbagai hal. "Untuk yang kali ini saya mendapatkan inspirasi dari Leonardo Da Vinci dan Michaelangelo yang memiliki dedikasi dan komitmen luar biasa terhadap seni, dengan detail-detail yang rumit dan khas mereka. Di gaun saya juga banyak detail-detail bordir tangan, serut yang rumit, serta bunga-bunga dari renda atau tulle. Penempatan detail-detailnya dibuat berbeda dan tidak biasa. Ini juga untuk memacu para desainer-desainer lokal mencoba membuat yang berbeda dan tidak melulu mengikuti desain-desain dari luar negeri," jelas Tina kepada Kompas Female usai pagelaran.

Masih seperti ciri khas Tina dari tahun yang lalu, bolero serta jaket-jaket untuk membantu menutupi pundak saat upacara di tempat pemberkatan. "Namun bedanya dari yang tahun lalu, pada bolero masih ada sedikit bukaan di pundak dan ada banyak permainan pada bagian kerah. Tahun ini lebih bergaya renaissance dan detail ala Victoria disebar di tempat-tempat dengan gaya asimetris," tutur Tina lagi.

Koleksi ini terbagi dalam 4 kategori; Slim Line, Semi A-Line, Semi Ball Gown, dan Ball Gown. Bahan-bahan yang digunakan antara lain; lace, satin silk, tulle, organza silk, dan silk duchess dengan garis potongan leher bustier dan off shoulder, tambahan bolero pendek, bolero tangan balon, dan jubah panjang yang dramatis. Serta potongan yang menonjolkan lekuk perempuan pinggang V-waist, merampingkan drop waist, dan mermaid silhouette. Untuk yang suka kesan lebih mewah, Tina Andrean banyak pula memamerkan rok tumpuk serta detail megah di rok ball gown.

"Buat saya, detail itu sangat exciting. Desain-desain ini jadi tantangan untuk desainer busana pengantin Indonesia lainnya supaya ada tantangan. Yang susah itu yang bagus, seperti karya Da Vinci dan Michaelangelo yang susah. Tetapi itu yang long lasting, itu yang dicari, dan tidak ada yang bisa membuat seperti mereka. Kalau para pelukis menggunakan kanvas kosong dan cat air, saya melukis dengan lipatan kain," ujar Tina Andrean sambil tersenyum. Simak desainnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com