Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersalin Tanpa Ditemani Suami

Kompas.com - 22/03/2011, 09:35 WIB

KOMPAS.com - "Saya baru saja menjadi seorang ibu. Saat usia kandungan 6 bulan, suami pergi ke luar negeri selama 10 bulan karena urusan pekerjaan. Jadi saat persalinan daya tak didampingi suami. Untungnya saya tinggal bersama orangtua. Selama mengandung, melahirkan, sampai saat ini, saya sangat sabar menunggu suami saya. Yang menjadi pertanyaan adalah, bayi saya baru bisa bertemu ayahnya saat ia berusia 7 bulan, apakah bisa atau mau dekat dengan ayahnya? Apakah anak saya bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya yang setiap hari bisa bertemu dengan ayahnya? Suami saya setiap 10 bulan memang ke luar negeri dan berada di Indonesia hanya 4-6 bulan. Saya takut tidak bisa menjadi dua figur (sebagai ibu dan ayah) selama suami saya tidak ada. Biasanya karakter anak yang jauh dari ayah seperti apa? Anak saya perempuan." (Dewi, Bogor)

Menurut Dra Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Play Therapist dan psikolog Lembaga Psikologi Terapan UI, usia 7 bulan merupakan usia perbatasan kemampuan anak membedakan orang-orang terdekat versus orang asing. Pada umumnya, anak mencapai kemampuan ini pada usia 8 bulan. Berkembangnya kemampuan tersebut akan memengaruhi reaksi anak ketika didekati oleh ayah yang tidak pernah bertemu dengannya. Akan tetapi, Anda tidak usah khawatir, karena bila ayahnya tetap berusaha melakukan interaksi dengan anak, dan ayahnya playful, sikapnya tidak memaksa, maka lambat laun anak mau dekat dengan ayahnya.

Keberadaan ayah tidak tetap, sekitar 4-6 bulan berada di Indonesia dan selama 10 bulan "menghilang". Pada anak yang merasakan kehadiran ayah sebagai sesuatu yang sangat berarti untuk dirinya, maka kepergian ayah bisa mengganggu kehidupan emosi anak. Anda bisa membayangkan, perasaan sedih, kehilangan, kesepian, akan melanda diri anak (besar kemungkinannya juga melanda diri ibunya). Hal ini yang biasanya akan mengganggu kehidupan emosi anak, yang antara lain bisa ditunjukkan melalui perilaku uring-uringan, banyak menuntut, marah tanpa sebab yang jelas, kadang kala menolak ke sekolah, mencari perhatian dengan cara yang negatif.

Perasaan sedih, kehilangan, akan semakin dirasakan oleh anak bila dia tidak mempunyai teman bermain, seharian ditinggal kerja oleh ibunya. Apabila ada keluarga dekat yang bisa menemani dan mengajaknya bermain, mempunyai teman sebaya sebagai teman main, maka perasaan kehilangan ayah masih dapat diatasi sehingga anak terhindar dari gangguan emosi. Anda sebagai ibunya pun perlu bersikap tegar ketika suami harus bertugas ke luar negeri. Sebab bila ibunya depresi, merasa kurang genah, maka emosi ibu akan memengaruhi emosi anak.

Mampukah Anda mengatasi rasa kehilangan suami dan menangani permasalahan sehari-hari? Bila mampu, maka Anda bisa melakukan fungsi ganda secara baik dan anak akan berkembang dengan sehat. Kasih sayang ayah bisa dibuktikan melalui perhatian ayah pada anak, terutama ketika ayah ada di dekat anak. Ayah menelepon anak, baru berdampak secara efektif ketika anak sudah mampu berbicara dan memahami bahwa suara yang ia dengar di telepon adalah suara ayahnya, walaupun wujudnya tidak tampak. Tetapi jangan terlalu berharap banyak bahwa anak menikmati komunikasi melalui telepon, respons anak bisa "ya" dan bisa "tidak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com