Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiru Kebiasaan Orang Jepang Makan Kedelai

Kompas.com - 13/04/2011, 12:20 WIB

KOMPAS.com - Setiap orang dianjurkan mengasup kedelai 50-90 mg per hari. Namun, orang Jepang mengasup kedelai jauh di atas rata-rata, 200 mg per hari. Kebiasaan sehat ini membuahkan hasil. Orang Jepang memiliki risiko lebih kecil dari sejumlah penyakit seperti kanker payudara dan kanker prostat. Bahkan perempuan Jepang memiliki kesehatan tulang lebih tinggi, sehingga risiko osteoporosis lebih rendah. Mereka juga mengalami berbagai gejala menopause lebih rendah dibandingkan perempuan di Amerika Serikat.

Kebiasaan makan kedelai dalam menu harian punya banyak manfaat. Kedelai kaya akan isoflavon. Peranan isoflavon kedelai di antaranya mengurangi risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker prostat, menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), serta menaikkan HDL (kolesterol baik), lalu menurunkan tekanan darah, mencegah mutasi gen, hingga mencegah osteoporosis pada perempuan pascamenopause.

Tak sulit bagi orang Indonesia untuk mengonsumsi kedelai. Pasalnya tempe dan tahu sudah menjadi menu harian favorit orang Indonesia. Artinya, rasa kedelai sudah akrab di lidah orang Indonesia. Hanya saja kadar isoflavon pada tahu dan tempe masih kecil, masing-masing 30 mg dan 50 mg. Karenanya, asupan isoflavon kedelai perlu ditambah dari berbagai pilihan makanan seperti kedelai mentah, tepung kedelai, konsentrat protein kedelai, miso, hingga susu kedelai.

Perempuan perlu makan kedelai

Prof Dr Ir Made Astawan, MS, dosen di Departemen Ilmu & Teknologi Pangan IPB, menjelaskan perempuan Jepang mengalami menopause di atas usia 57. Kebiasaan mengasup kedelai secara teratur oleh perempuan Jepang turut memengaruhi perlambatan usia menopause ini.

"Kedelai juga penting dikonsumsi anak perempuan saat masa puber, untuk mengurangi risiko kanker payudara," jelas Prof Made di sela peluncuran program Soyjoy Healthylicious 2 di Hotel Nikko, Jakarta, Selasa (12/4/2011) lalu.

Prof Made memaparkan, laju kematian akibat kanker payudara di Jepang lebih kecil dibandingkan di Amerika Serikat. Risiko kanker payudara di Amerika Serikat empat kali lebih besar daripada China dan Jepang. Sebagai perbandingan, laju kematian akibat kanker payudara di Amerika 21 orang per 100.000 populasi, di Inggris 27 dari 100.000 orang, dan di Jepang 7 dari 100.000 penduduk. Angka kematian akibat kanker payudara di negara Asia juga lebih rendah akibat kebiasaan mengonsumsi kedelai. Rata-rata orang Asia mengasup kedelai 20-200 mg per hari.

"Kebiasaan baik mengasup kedelai lebih kepada pola makan. Jadi, jika orang Jepang tinggal di Amerika, misalnya, tak lantas ia punya risiko kanker lebih rendah. Jika pola makan orang Jepang berubah saat tinggal di Amerika, ia bisa saja mengalami risiko kanker sama dengan orang Amerika," jelas Prof Made.

Sebanyak 18 studi dari John Hopkins School of Medicine menemukan bahwa perempuan sehat yang mengonsumsi kedelai dapat menurunkan risiko kanker payudara sebesar 14 persen. Risiko ini bisa diperkecil jika orangtua memberikan asupan gizi lengkap seimbang, termasuk kedelai, pada anak di masa pubertas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com