Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegagalan Membayangi William-Catherine

Kompas.com - 01/05/2011, 13:22 WIB

KOMPAS.com - Inggris seperti negeri dongeng. Ada ratu, pangeran, dan tradisi kerajaan. Namun, mereka juga manusia. Mereka bisa terlibat skandal, tragedi, dan kegagalan perkawinan. Oleh karena itu, tantangan bagi pasangan Pangeran William dan Catherine Middleton adalah membuktikan mereka tidak masuk dalam kelompok gagal dalam perkawinan.

Tidak mengherankan apabila sejak pertunangan diumumkan, ada kekhawatiran perkawinan agung ini juga akan kandas. Adalah Uskup Wilesden, London Raya, Peter Alan Broadbent yang berulah pertama kali. Dalam akun Facebook, dia ”meramalkan” pasangan William-Kate hanya tahan tujuh tahun. Berbagai kecaman kemudian muncul sehingga Peter tiarap dan tidak hadir dalam sejumlah aktivitas gereja Anglikan.

Kekhawatiran Peter muncul karena serentetan kegagalan dalam perkawinan keluarga kerajaan. Yang utama tentu kisah Pangeran Charles-Putri Diana, orangtua William. Tiga puluh tahun lalu, Diana layaknya Cinderella yang tiba-tiba terangkat menjadi selebriti dunia karena dipersunting sang pangeran.

Namun, pada kehamilan pertama, Diana mengeluh ada perempuan kedua antara Charles dan dirinya. Semula banyak orang tidak percaya, tetapi gosip ini semakin kuat sehingga Diana sendirilah yang mengemukakan langsung keluhannya.

Belakangan diketahui, orang kedua itu adalah Camilla Parker Bowles, yang selalu membuntuti Charles. Sejarah membuktikan, setelah menduda selama delapan tahun, Charles menikah dengan Camilla tahun 2005.

Selain orangtua William, perkawinan Pangeran Andrew dengan Sarah Ferguson juga dilanda badai besar sehingga kandas di tengah jalan. Menikah tahun 1986, Andrew dan Ferguson berpisah tahun 1996.

Perkawinan Putri Anne, satu-satunya anak perempuan Ratu Elizabeth, juga tidak mulus. Anne menikahi Mark Phillips tahun 1973, tetapi bercerai pada April 1992. Baru pernikahan kedua dengan Timothy Laurence langgeng hingga kini.

Adapun anak bungsu ratu, yakni Pangeran Edward, tetap rukun bersama istrinya, Sophie Rhys-Jones, yang dinikahi pada 6 Januari 1999.

Tugas berat
Riwayat keluarga ini menimbulkan keraguan sejumlah pihak akan masa depan William-Kate. Harapan yang tinggi dari warga yang setia kepada monarki Inggris ini dipenuhi rasa waswas. Meski semula perkawinan putra-putri ratu terlihat harmonis, waktu membuktikan terdapat ketidakcocokan yang berujung perpisahan.

Oleh sebab itu, William yang berada di urutan kedua ahli waris takhta memiliki tugas tidak ringan. Kate juga bertugas ganda, mendampingi calon raja dan pada saat yang sama menghindari masalah pada keluarganya.

Perkiraan Uskup Peter Alan Broadbent bisa saja terjadi. Namun, media di Inggris malah sibuk dengan persiapan tahun depan akan anggota baru dari pasangan William-Kate. ”Tahun depan kita menunggu seorang bayi,” ujar Chris, seorang pegawai bank.

Itulah keluarga Kerajaan Inggris yang menjadi sorotan. Kebahagiaan tak selalu menghampiri mereka. Namun, penampilan mereka tetap penting karena dengan status negara monarki konstitusional, Ratu atau Raja Inggris masih berperan besar dalam tata kenegaraan. Jika kehidupan para ahli waris takhtanya bermasalah, citra Inggris secara keseluruhan ikut terganggu.

(Asep Setiawan, kontributor Kompas di London)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com