Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Ruam Popok Berulang

Kompas.com - 09/07/2011, 16:23 WIB

KOMPAS.com - Ruam popok pada bayi kerapkali terjadi. Di Indonesia, satu dari tiga bayi mengalami ruam popok atau peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti sekitar kelamin, bokong, dan pangkal paha bagian dalam. Kebiasaan merawat bayi yang salah di rumah memicu terjadinya ruam popok. Selain faktor kebersihan, ketelatenan merawat kulit bayi juga diperlukan agar ruam popok tak terjadi berulang.

Bayi yang mengalami ruam popok, artinya kulitnya terinfeksi jamur dan bakteri. Kebanyakan bayi memang mengalami ruam popok, namun bukan berarti hal ini tak bisa dihindari. Termasuk mencegah ruam popok terjadi berulang. Sebab ruam popok berulang menimbulkan risiko pada bayi.

"Ruam popok yang dibiarkan bisa berakibat pada infeksi sistemik. Bayi bisa mengalami demam. Jika ruam popok terus terjadi berulang, infeksi jamur pada kulit yang ditutupi popok ini akan menyebabkan hiperpigmentasi. Warna kulit di area yang ditutupi popok cenderung lebih gelap dan ini akan permanen. Jika kulitnya putih, maka pada area yang ditutupi popok dan terinfeksi ini akan berubah kecoklatan, jelas dr Stephani Dewi dari Jansen-Cilag, saat talkshow di acara "Family Health Expo" diadakan Tabloid Gaya Hidup Sehat di Atrium Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (9/7/2011).

Infeksi jamur dan bakteri pada area yang ditutupi popok menyebabkan ruam yang membuat bayi rewel dan tak nyaman. Orangtua juga tentu tak nyaman jika bayi terus menerus menangis dan tak nyaman dengan gangguan pada kulitnya. Lebih tak nyaman lagi jika bayi mengalami demam.

Ruam popok yang diabaikan, tanpa penanggulangan tepat dan upaya pencegahan nyatanya berdampak jangka panjang. Meski area bokong dan kelamin cenderung tak terlihat, namun kebersihan dan kesehatan kulit di area ini tetap perlu terawat dengan baik sejak bayi.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com