Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emosi Bayi Negatif karena Ayah Cemburuan

Kompas.com - 15/07/2011, 15:18 WIB

KOMPAS.com — Saat memasuki usia 2-3 bulan, bayi sudah mulai menunjukkan reaksi emosi. Terkadang bayi bereaksi berlebihan, seperti berteriak dan tidak mau tenang dalam waktu yang lama. Karena itu, orangtua perlu jeli membaca kebutuhan bayi. Selain itu, ayah dan ibu juga perlu mengendalikan emosi karena apa yang ditunjukkan ayah dan ibunya, bayi akan merasakan hal yang sama.

Umumnya, reaksi bayi yang berlebihan merupakan cerminan kekecewaan lantaran kebutuhannya tidak segera direspons. Tetapi kalau kebutuhan bayi terpenuhi biasanya ia akan tenang kembali. Karenanya, orangtua perlu meningkatkan kejelian mengenali kebutuhan bayi dan memenuhinya sesegera mungkin. Jangan abaikan kebutuhan bayi karena pada masa ini bayi sedang mengembangkan rasa percaya pada lingkungannya.

Peran ayah
Bukan hanya ibu, peran ayah juga penting dalam menumbuhkembangkan emosi positif pada bayi. Tak sedikit ayah yang menaruh cemburu pada bayinya sendiri lantaran perhatian istri lebih tercurah  pada bayi dibanding suami. 

Wajah ayah yang "terlipat" oleh cemburu akan membuat emosi bayi tumbuh negatif. Imbasnya, bayi terlihat tidak ceria, susah senyum. Jika kecemburuan ayah membuat ibu menjadi stres, bayi juga bisa merasakannya. Bayi akan ikut stres seperti yang dirasakan ibunya.

Karena itu, ayah harus berusaha membuat suasana rumah ceria. Jangan sering menunjukkan wajah kusut, kesal, dan gampang marah. Sebaliknya, perbanyak senyum dan perlihatkan raut wajah ceria.

Tak kalah penting, ayah juga perlu mengajak bayi bermain. Bermain akan menimbulkan keceriaan. Coba saja permainan cilukba yang sederhana, bayi pasti suka. Bayi sangat menyukai stumulus muncul-hilang dari padangan yang membuatnya tertawa terpingkal. Tampilkan wajah cerah ceria saat bermain cilukba.

(Nakita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com