Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam dan Revolusi Kaftan

Kompas.com - 01/09/2011, 21:57 WIB

KOMPAS.com - Belakangan ini banyak acara formal maupun nonformal mensyaratkan kaftan sebagai dress code, yaitu busana yang dianjurkan dikenakan tamu yang akan hadir.

Pertokoan dari kelas Tanah Abang hingga mal mewah juga didominasi kaftan di bagian pakaian perempuan. Hampir semuanya berwarna cerah. Ada yang menyukai kaftan karena sifatnya yang ringan serta bisa dikenakan pada acara resmi maupun santai. Kaftan yang ada di pasaran umumnya berukuran panjang dengan hiasan ”bling-bling” berupa payet, mute, dan batu-batuan.

”Karena sudah ramai dengan hiasan di bagian dada, saya tidak perlu lagi menggunakan kalung. Cukup gelang dan anting,” kata Ochi Apri Daryanti (30), seorang karyawati di Jakarta yang selama bulan Ramadan ini harus menghadiri acara buka bersama— setidaknya dua kali—dengan dress code kaftan.

Selain menghadiri acara di luar kantor, Ochi juga terkadang memakai kaftan saat bekerja. Berbeda dengan yang dikenakan pada saat berkumpul dengan temannya, kaftan untuk ke kantor lebih bergaya kasual dengan panjang selutut dan hiasan yang lebih sederhana berupa bordir.

Selain bisa membuat dirinya tampil modis, kaftan rupanya punya fungsi. ”Karena potongannya lebar, kaftan bisa menutupi kekurangan yang merupakan kelebihan di tubuh saya, yaitu kelebihan lemak, ha-ha-ha,” kata Ochi yang mengenakan kaftan setelah melahirkan.

Di pusat belanja, tren kaftan tak hanya bisa dilihat pada merek-merek ritel. Para perancang busana turut merasakan tren tersebut dengan tingginya permintaan dari konsumen.

”Sebenarnya sudah dua tahun terakhir kaftan menjadi tren di Jakarta. Tetapi tahun ini permintaannya lebih tinggi,” kata perancang busana Muslim, Merry Pramono, yang 75 persen pesanan konsumennya berdesain kaftan.

Meski bukan termasuk model baru dalam dunia mode, desain kaftan saat ini sudah penuh variasi. ”Misalnya dengan memberi aplikasi draperi di bawah dada, hiasan payet, mute, atau memakai dua warna berbeda dalam satu baju,” kata Merry.

Selain Merry, banyak perancang lain yang memperlihatkan variasi kaftan dalam berbagai acara peragaan busana selama Ramadhan. Ghea Panggabean, misalnya, dalam acara yang berlangsung di Pasaraya Blok M, pertengahan Agustus, menampilkan warna warni desain kaftan dari material jumputan gringsing asal Palembang. Selain itu, ada Raden Sirait yang menyuguhkan kreasi kaftan dalam gradasi warna dan kerutan di bawah dada.

Mendunia
Sejak pertama kali dikenal di Persia, 600 tahun sebelum Masehi, kaftan memang telah berevolusi sesuai wilayah budaya pemakai busana tersebut. Di negeri asalnya, kaftan dikenal sebagai pakaian laki-laki yang terbuat dari katun atau sutera dengan panjang hingga engkel dan dikenakan dengan memakai sash (selendang yang diikatkan di pinggang).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com