Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melukis Kuku dengan "Gel Nail"

Kompas.com - 06/09/2011, 08:26 WIB

KOMPAS.com - Seni mengecat kuku atau biasa disebut nail art terus berubah. Tahun ini, misalnya, mengacu pada pekan mode busana musim semi/panas yang berlangsung di New York. Tren ini berbeda dengan tahun lalu yang bertema gotik.

”Untuk musim gugur, trennya biasanya berbeda. Terkadang, tren diambil dari yang ada di film,” kata Sandra, pemilik tempat spa kuku Blossom Nails di Jakarta.

Seperti halnya tren busana, tren seni mewarnai kuku di Indonesia tak hanya dipengaruhi tren internasional. Perayaan hari besar, seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, dan Valentine, juga turut berpengaruh pada desain.

Untuk momen Natal, misalnya, orang biasanya akan meminta dilukiskan gambar-gambar pohon natal, sinterklas, dengan nuansa warna merah. Sementara untuk Valentine, gambar berbentuk hati dan nuansa warna merah muda menjadi favorit.

Momen lain, seperti pernikahan dan penyelenggaraan kejuaraan sepak bola Piala Dunia, juga bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan motif baru. Ketika berlangsung Piala Dunia, konsumen biasanya akan meminta dilukiskan warna bendera negara yang menjadi favorit.

”Orang Indonesia biasanya lebih menyukai motif dan warna yang lembut, kecuali ketika akan menikah. Sementara orang Jepang lebih berani dalam memilih warna dan motif karena sudah menjadi gaya hidup mereka. Suatu hari pernah ada nenek-nenek orang Jepang meminta kuku kakinya dilukis dengan warna dan motif berbeda-beda,” tutur Sandra.

Konsumen di Blossom Nails, yang berada di Hotel Intercontinental Mid Plaza dan Apartemen Golf Pondok Indah, memang didominasi orang Jepang. Hal ini bisa dimaklumi karena Jepang adalah salah satu negara kiblat mode, termasuk untuk seni melukis di atas kuku.

Teknik
Selain motif dan warna, teknik dan bahan untuk melukis kuku juga berubah. Rinny Nawi, pemilik salon kuku Meji Mejiku di Cengkareng, Jakarta Barat, menjelaskan, seni melukis di kuku terus berkembang sesuai perkembangan teknologi, mulai dari yang menggunakan cat kuku biasa, stempel, bahan akrilik berupa serbuk warna-warni, gel nail, hingga bahan organik.

Motif juga terus berkembang. Gambar yang kita kehendaki bisa dibuat lebih hidup dengan menggunakan efek tiga dimensi (3D). Caranya, dengan menempelkan batu permata atau kristal Swarovski, yang populer di Indonesia dalam dua tahun terakhir, atau gambar-gambar 3D yang diiris tipis dan ditempel di atas kuku yang disebut fimo.

”Saat ini, banyak pula konsumen perempuan yang menggemari teknik gradasi. Dengan teknik ini, kuku yang pendek dapat terlihat lebih panjang,” kata Rinny.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com