Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Prematur Lebih Baik Pakai Popok Sekali Pakai

Kompas.com - 26/09/2011, 18:16 WIB

KOMPAS.com - Anda bebas memilih, lebih nyaman menggunakan popok sekali pakai atau popok kain untuk si buah hati. Setiap produk yang dipilih tentunya dilatari pertimbangan tertentu. Apa pun pilihan Anda, pastikan orangtua lebih memerhatikan kebutuhan bayi, terutama bayi baru lahir.

Banyak ibu khawatir menggunakan popok sekali pakai untuk bayi baru lahir. Pasalnya kulit bayi baru lahir sangat peka, sehingga muncul kekhawatiran bayi terkena risiko iritasi.

Kekhawatiran ini terjawab, dengan pernyataan spesialis anak terkait perawatan medis bayi baru lahir (Neonatologist) dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K). "Popok sekali pakai bisa dipakaikan pada bayi baru lahir, begitu ia bisa buang air kecil, dan bisa terkena risiko teriritasi. Yang penting bagaimana ibu menjamin kulit tetap bersih," lanjutnya, menambahkan popok mulai tak lagi digunakan, dan digantikan dengan melatih anak belajar ke toilet ketika anak sudah mulai bisa bicara, sekitar usia 1-2 tahun.

Bayi prematur

Dr Rina juga mengatakan, bayi baru lahir prematur, atau bayi berat lahir rendah, lebih baik menggunakan popok sekali pakai.

"Buat bayi yang penting kering dan bersih. Mungkin buat ibu, kebutuhannya kepraktisan, karena bekerja misalnya. Namun dalam memilih popok banyak yang dipertimbangkan seperti biaya dan isu lingkungan. Mana yang lebih mengena untuk ibu, kembali kepada masing-masing. Soal isu lingkungan, dampaknya juga perlu dipikirkan. Seperti air yang digunakan untuk mencuci popok kain juga lebih banyak. Satu kali cuci bisa untuk dipakai empat kali mandi orang dewasa," jelas dr Rina di sela peluncuran MamyPoko Extra Dry Stripes Pad di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (26/9/2011).

Sementara, khusus untuk bayi lahir prematur atau bayi berat lahir rendah, dr Rina menjelaskan popok sekali pakai lebih tepat digunakan. Meski tak ada ukuran yang sesuai untuk bayi-bayi ini, popok sekali pakai lebih terukur.

"Urine bayi bisa ditimbang jika menggunakan popok sekali pakai, terutama untuk bayi prematur atau bayi kecil. Popok ukuran S biasanya terlalu besar, jadi harus dipotong dan direkatkan sendiri," jelas dr Rina yang juga adalah konsultan perinatologi RS Cipto Mangunkusumo.

Durasi
Mengenai berapa kali popok sekali pakai harus diganti, dr Rina menjelaskan tak pernah ada standar pasti mengenai hal ini. Sejumlah faktor turut memengaruhi, seperti iklim yang berpengaruh terhadap kulit, juga kebutuhan bayi.

"Yang penting kering dan bersih. Karenanya popok perlu segera diganti, meski tak ada angka pasti berapa kali dalam sehari harus diganti. Masalah kulit juga tergantung iklim. Jika orang di Jepang mengganti popok bayi lima kali sehari, di Indonesia bisa jadi hanya perlu empat kali, karena kondisi iklim yang berbeda," jelasnya.

Menurut dr Runa, oangtua atau pengasuh harus peka dan perlu sering mengecek apakah popok sudah perlu diganti atau tidak. Jika bayi selalu bersih dan kering (tidak basah atau lembab pada area bokong, alat kelamin, paha bagian dalam), iritasi bisa dihindari.

"Lebih baik fokus pada menghindari iritasi, daripada harus mengobati kulit bayi yang teriritasi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com