Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Berat Putra-Putri Batik Nusantara

Kompas.com - 29/09/2011, 14:42 WIB

KOMPAS.com - Sudah selayaknya jika kita sebagai bangsa Indonesia, khususnya kaum muda, untuk melestarikan warisan budaya Indonesia, yaitu batik. Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara 2011. "Kaum muda penuh dengan ide dan kreativitas, maka ajang seperti ini sangat tepat untuk kaum muda agar bisa melestarikan batik ke depannya," ungkap Tantie Koestantia, Ketua Panitia Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara 2011, dalam malam final yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2011) lalu.

"Adanya acara ini juga menunjukkan bahwa pelestarian batik tidak hanya sekadar ucapan saja. Karena perjalanan untuk meraih pengakuan UNESCO itu tidak mudah. Maka harus ada upaya nyata untuk melestarikannya," tambah Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, dalam acara yang sama.

Tantie mengatakan bahwa antusiasme remaja sangat besar terhadap acara ini. Dalam waktu tiga minggu sejak pendaftaran dibuka, sudah ada 500 orang lebih yang mendaftar untuk mengikuti ajang ini. Mereka berasal dari seluruh Indonesia, termasuk Papua dan Kalimantan.

Sebanyak 14 finalis yang tampil di babak final jelas merupakan putra-putri Indonesia yang memiliki berbagai prestasi dan berpenampilan menarik. "Bahkan mereka juga punya perhatian yang tinggi terhadap batik. Misalnya ada yang berprofesi sebagai desainer batik, menulis skripsi tentang batik, pengusaha batik, sampai penulis buku batik," tambah Tantie.

Setelah melewati beberapa tahap penjurian, akhirnya Muhammad Cipta Suhada dan Sheila Purnama Bulan, keluar sebagai pasangan Putra dan Putri Batik Nusantara 2011. Mereka berhasil menjadi pemenang bukan hanya karena penampilan mereka yang menarik. Komunikasi dan wawasan mereka tentang batik pun dinilai sangat baik.

Usai kemenangan ini, sebuah tugas besar telah menanti. Cipta dan Sheila memiliki tugas untuk mewartakan kepada seluruh dunia tentang Indonesia sebagai rumah batik. Jero Wacik berharap, acara ini bisa terus berlangsung dan kelak bisa menjadi ajang tingkat dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com