Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pasangan Enggan Jalani Tes Kesehatan Pranikah

Kompas.com - 01/12/2011, 09:15 WIB

KOMPAS.com - Menjelang pernikahan apa yang biasanya Anda persiapkan? Apakah menyewa gedung untuk resepsi, menyiapkan kebaya, atau memesan katering? Menurut dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, spesialis kandungan dan kebidanan yang juga pakar seksologi, yang paling penting adalah melakukan pre marital check up. 

Masih banyak pasangan yang menganggap bahwa pemeriksaan kesehatan sebelum menikah tidaklah penting. Padahal pemeriksaan ini sangat diperlukan mengetahui kesehatan reproduksi kedua belah pihak, untuk mengetahui kesiapan masing-masing untuk mempunyai anak. Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit menular seksual, sampai penyebaran HIV/AIDS.

"Seharusnya ini menjadi salah satu syarat untuk menikah yang diterapkan pemerintah. Tetapi sayang hal ini belum mendapat perhatian," ungkap Boyke, dalam acara "Sexual Wellbeing Global Survey" di Plaza Senayan Arcadia, Jakarta, Rabu (30/11/2011) lalu.

Berdasarkan survei yang dilakukan Durex, terungkap fakta bahwa 21 persen masyarakat Indonesia tidak mengetahui apakah pasangan mereka pernah mengidap infeksi menular seksual (IMS) atau tidak. Sebenarnya di sinilah letak pentingnya pemeriksaan kesehatan sebelum menikah, agar pasangan yang memiliki penyakit menular seksual tidak menularkan penyakit pada pasangannya.

"Sampai saat ini hanya sekitar 10 persen pasangan saja yang sadar akan perlunya premarital check up ini, dan melakukannya," bebernya.

Ia juga mengungkapkan, dalam hal kepedulian tentang pentingnya premarital check up, perempuan lebih peduli dibandingkan laki-laki. Sekitar 27 persen pria ternyata tidak mengetahui bahwa pasangan mereka pernah menderita IMS. Bandingkan dengan hanya 13 persen perempuan yang tidak mengetahui bahwa pasangannya pernah mengidap IMS.

Banyak hal yang menjadi penyebab keengganan pasangan untuk melakukan pemeriksaan sebelum menikah ini. Antara lain, karena biaya pemeriksaan yang terlalu mahal, sampai kurangnya informasi yang bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Kurangnya keterbukaan pada pasangan juga menjadi salah satu penyebabnya.

Selain itu, banyak pria atau wanita malu jika ketahuan pasangannya mengidap penyakit tersebut. Mereka juga khawatir pernikahan akan dibatalkan.

"Padahal jika sudah diketahui sejak dini sebelum menikah, penyebaran penyakit ke pasangan yang sehat pun tidak akan terjadi. Selain itu juga akan ada konseling lanjutan jika diketahui ada yang terserang penyakit tersebut, apakah mau melanjutkan pernikahan atau tidak, atau memilih solusi menggunakan kondom saat berhubungan seks, atau nantinya bisa hamil dengan inseminasi," paparnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com