Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren dan Tantangan Bisnis Kuliner

Kompas.com - 26/12/2011, 14:53 WIB

KOMPAS.com - Bisnis kuliner merupakan salah satu jenis bisnis yang banyak digandrungi para pengusaha, terutama para perempuan yang berwirausaha. Menurut data dari program Wanita Wirausaha, diadakan majalah wanita ternama, dari 7.000 wanita wirausaha yang terjaring secara nasional, bisnis kuliner berada di urutan kedua (19 persen) setelah fashion (35 persen).

Bisnis kuliner kian marak lantaran memiliki 'lahan' yang cukup potensial dan kreatif dalam pengelolaannya. Berbagai kreasi makanan mulai dari yang unik sampai ekstrem digemari pecinta kuliner Indonesia, termasuk dari segmen makanan tradisional.

Tren
Kepada Kompas Female, di Jakarta, pengusaha Kafi Kurnia, mengatakan dunia kuliner Indonesia terbagi menjadi dua kubu yaitu kubu holistik yang memilih makanan yang sehat, dan kubu lainnya yang lebih memilih makanan mewah, ekstrem atau mencari sensasi kenikmatan kuliner yang berbeda.

Sementara menurut pakar kuliner Sisca Soewitomo, dari hasil pengamatannya beberapa bulan terakhir, para pelaku bisnis yang bermain di lahan kuliner tradisional dan juga makanan cepat saji masih akan mendominasi pada 2012.

"Beberapa bulan terakhir ini, semakin banyak usaha franchise makanan tradisional seperti ayam, bebek, dan lainnya. Ini sebabkan karena citarasanya yang cocok dengan keinginan masyarakat Indonesia seperti sambel, sayur asem, dan lainnya," jelas Sisca kepada Kompas Female melalui hubungan telepon belum lama ini.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Kafe dan restoran Indonesia (Apkrindo), Stevan Lie punya pandangan lain. Menurutnya, bisnis kuliner ke depan memiliki kecenderungan untuk menawarkan makanan segar yang dimasak langsung dari toko penjual bahan makanan.

"Kecenderungannya, orang akan memilih bahan makanan yang fresh untuk dimasak sesuai selera, termasuk dimasak langsung di toko yang menjual bahan makanan segar tersebut," jelas Stevan Lie, kepada Kompas Female di Jakarta beberapa waktu lalu.

Tantangan
Apapun pilihan menu makanan yang disajikan, dan siapa pun sasaran kafe atau restoran, Stevan mengatakan bisnis kuliner punya tantangan tersendiri. Pilihan makanan di Indonesia memang sangat kaya, baik dari segi jumlah maupun citarasanya. Namun jika bicara kualitas, masih perlu kerja keras dari kalangan pebisnis kuliner, termasuk asosiasi untuk memberikan edukasi terutama mengenai food safety.

Tak adanya standarisasi food safety menjadi kendala untuk mengukur sejauhmana kualitas kafe dan restoran secara keseluruhan. Bicara food safety, kata Stevan, bukan hanya kualitas makanan, namun juga penyajian, cara mengolah masakan, pelayanan, tingkat kebersihan, hingga bahan baku.

"Ada grup pasar khusus yang lebih mementingkan kualitas dan pelayanan saat makan di kafe atau restoran. Ada juga yang memilih makanan dengan harga murah," jelas Stevan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com