Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Bantu Indonesia Jadi Pusat Mode?

Kompas.com - 19/01/2012, 10:39 WIB

KOMPAS.com - Fashion merupakan salah satu bentuk pencitraan diri sekaligus untuk meningkatkan gengsi seseorang. Masyarakat, terutama perempuan Indonesia, bahkan sudah paham tentang tren mode yang berlaku di dunia. Mereka selalu tampil gaya pada setiap kesempatan, sekalipun hanya pergi ke mal. "Masyarakat Indonesia sampai saat ini masih merasa mereka bisa dihargai dan dipandang karena memiliki dan mengenakan pakaian yang mahal dan buatan luar negeri," tukas Dina Midiani, perancang yang juga bertindak sebagai Direktur Indonesia Fashion Week 2012, dalam wawancara khusus bersama Kompas Female di Senayan City, Selasa (17/1/2012) lalu.

Dina menyayangkan bahwa berbagai busana yang dikenakan para perempuan emasih merupakan merek-merek asing dengan harga mahal. Padahal produk lokal buatan Indonesia pun tak kalah bagus dan berkualitas dibandingkan dengan buatan luar negeri. Pakaian buatan lokal juga tetap mengikuti tren fashion, dari warna sampai model, namun dalam tafsiran dan kreativitas yang berbeda. "Meski demikian masih banyak orang menganggap bahwa pakaian lokal itu tidak gaya dan juga tidak ada gengsinya," tambahnya. Lucunya, masyarakat Indonesia merasa bangga dan senang ketika melihat busana buatan Indonesia dipakai selebriti Hollywood, dan baru menjadi booming di Indonesia.

Hal ini sebenarnya menimbulkan sebuah keprihatian yang mendalam dalam industri fashion Indonesia. Adanya mindset atau pemikiran yang seperti ini membuat produk-produk Indonesia kurang disukai. Busana buatan perancang asing, seperti diakui Dina, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan koleksi busana Indonesia yang minimalis dan bergaya simpel. Karena menjadi "korban" merek asing lah akhirnya masyarakat menganggap produk asing selalu lebih berkualitas.

"Salah satu kekurangan produk lokal Indonesia adalah karena tidak adanya branding dari produk busana tersebut. Dengan model baju yang biasa dan kualitas yang hampir sama dengan buatan lokal, merek luar negeri ini lebih banyak dibeli," bebernya.

Dina juga menyayangkan gerakan "cintai produk lokal" yang baru sebatas wacana, karena banyak orang masih belum mewujudkannya dalam tindakan nyata seperti memakai produk lokal Indonesia. Yang dimaksud dengan produk lokal sebenarnya tidak terbatas pada batik, tenun, sarung, ikat, atau yang berbau tradisional. "Jangan membatasi diri dengan pikiran tersebut, karena produk Indonesia ini juga bisa berarti benang buatan Indonesia ataupun bahan-bahan yang dibuat di Indonesia," tukasnya.

Selain tak kalah bagus, mengenakan busana lokal sebenarnya juga menunjukkan derajat dan status kita sebagai bangsa Indonesia. "Kita hidup di Indonesia, sehingga kita harus bangga dengan buatan Indonesia, karena dengan demikian kita bisa meningkatkan perekonomian Indonesia, sekaligus membantu meningkatkan taraf hidup para pengrajin kecil di Indonesia, dan pastinya meningkatkan kecintaan kita pada bangsa," tutur Dina.

Peningkatan kecintaan akan produk busana lokal ini selaras dengan cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode Asia di tahun 2015 dan pusat mode dunia pada tahun 2025. Selain itu, dengan banyaknya pengguna produk busana lokal, bukan tak mungkin Indonesia memiliki tren busana khas Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com