Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busana Muslim Juga Bisa Terlihat "Bling Bling"

Kompas.com - 28/02/2012, 13:51 WIB

KOMPAS.com - Indonesia, yang mayoritas penduduknya adalah muslim, memang layak diunggulkan sebagai kiblat busana muslim dunia. Apalagi sudah semakin banyak desainer Indonesia yang mampu merancang busana muslim yang modis, namun tetap sesuai dengan syariat Islam.

Untuk lebih memperkenalkan busana muslim yang stylish, empat desainer busana muslim: Ida Royani, Irna Mutiara, Nur Zahra, dan Art Kea, memeragakan koleksinya di ajang Indonesia Fashion Week 2012, Jakarta Convention Center, Jumat (24/2/2012) lalu.

Ida Royani, desainer busana muslim pertama di Indonesia, dikenal selalu menggabungkan unsur budaya Indonesia. Kecintaannya pada sentuhan etnik digambarkan dalam lembaran kain tenun kuno Nusa Tenggara Timur, dengan pemilihan warna yang cenderung gelap. Ia banyak memadukan tenun NTT dengan blus dan tunik polos dari rajutan tenun rayon sutera.

Hampir senada dengan Ida Royani, Irna Mutiara juga memadukan busana muslim dengan kain tradisional, yaitu kain sulam usus Lampung. Kain sulam usus Lampung ini terlihat sangat cantik ketika dipadukan dengan kain sifon sutera, satin sutera, dan linen, yang diolah dengan detail usus.

Sedangkan Nur Zahra memilih koleksi yang lebih "merakyat" dengan menggunakan batik sebagai busana muslim. Ia memilih Shibori dan batik indigo sebagai tema busana muslimnya. Untuk menghasilkan busana yang ringan, sang desainer menggunakan bahan cotton voile yang dibuat dengan teknik shibori atau teknik tie-dye Jepang dan batik bermotif universal.

Agak sedikit berbeda dengan ketiga rekannya, Art Kea memilih bermain dengan Vivid Color Riots. Label ini tampaknya ingin menerapkan gaya color blocking yang sedang tren sekarang, dimana biru bisa saja dipadukan dengan kuning, merah, putih, dan lainnya.

Sentuhan aplikasi
Banyak perempuan muda yang sering kesulitan memilih busana muslim, karena merasa kurang sesuai dengan keinginan, atau tidak bisa dipakai gaya. Namun dalam pagelaran Shining Genre yang ditampilkan dalam Indonesia Fashion Week ini, para desainer banyak menghadirkan inspirasi untuk perempuan muda yang ingin tampil stylish meskipun dengan penutup kepala.

Untuk memberi kesan mewah, para desainer menambahkan aplikasi bling-bling dalam beberapa koleksi busananya. Namun, untuk menghindari detail yang terlalu berlebihan, mereka hanya menempatkan aksen bling-bling ini pada beberapa bagian busananya.

Pada koleksi Ida Royani, aplikasi payet tembaga disematkan di beberapa bagian busana dalam ukuran besar maupun kecil. Sebagian payet ini diletakkan di bagian tengah dalam ukuran yang cukup besar, sehingga menghindari kesan terlalu polos pada tunik dan blusnya.

Sedangkan pada koleksi Irna Mutiara, kesan bling-bling tidak terlalu banyak ditonjolkan karena koleksinya yang menggunakan teknik sulam usus Lampung sudah terlihat ramai. Namun, untuk memberi sedikit kilauan cahaya, ia menambahkan sedikit manik-manik kecil. Selain itu, agar lebih terkesan muda, Irna juga menggunakan padanan kerudung glitter yang unik. Untuk gaya yang sedikit glamor, Art Kea menggunakan detail berupa taburan payet, bordir, renda, batu-batuan, hingga kristal yang memesona.

Cutting trendy
Keempat desainer tampak berusaha menggabungkan berbagai unsur budaya dalam busananya, mengombinasikan tren fashion, nilai agama, dan gaya busana nasional. Penggunaan teknik draperi, aksen geometris, ataupun cutting yang fluffy atau menggelembung, tampak di beberapa bagian. Contohnya di bagian tangan, bawah tunik, atau di bagian belakang busana. Potongan model poncho, coat, bolero kecil seperti pada hanbok (busana tradisional Korea), juga bisa menjadi inspirasi gaya baru.

Mereka juga berkreasi dengan gamis yang tampil lebih unik dengan gaun ala Yunani, atau gaun yang dipadukan dengan aksen one shoulder sehingga tampak seperti rompi. Bahkan mereka juga menghadirkan jumpsuit yang dihiasi dengan aplikasi batik dan pita di bagian kaki.

Busana muslim di tangah para perancang ini juga bisa tampil lebih formal, seperti pada tunik bergaya geometris, bersayap, dan fluffy, yang dikombinasikan dengan kain tradisional tak berjahit, yang hanya dililitkan di bagian pinggang dan diikat pita. Tambahan selendang yang menjadi gaya tradisional Indonesia juga bisa dipadukan dengan busana muslim untuk gaya yang lebih modern dan elegan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com