Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ragu Investasi Emas Batangan?

Kompas.com - 07/05/2012, 10:25 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang tertarik berinvestasi emas batangan, namun tak cukup berani untuk membeli karena sejumlah keraguan juga kekhawatiran. Padahal, investasi logam mulia ini terbilang paling sederhana, menguntungkan dengan risiko lebih kecil dibandingkan investasi keuangan seperti saham misalnya.

Kekhawatiran calon investor kerap muncul karena minimnya edukasi. Calon investor khawatir emas yang akan dibelinya akan sulit dijual kembali, tak tahu ke mana harus menjualnya, nilai emas akan menurun, juga takut emas yang dibelinya hilang.

Meski keraguan masih kerap muncul, kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas batangan terus bertumbuh. Salah satu penandanya, emas batangan di pameran perhiasan internasional, Jakarta International Jewellery Fair (JIJF) 2012, laris selama empat hari pameran.

Aminuddin Aziz, Staf Marketing Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam mengatakan semakin banyak masyarakat yang berminat dan membeli emas batangan untuk investasi. PT Antam menyediakan rata-rata 350 batang logam mulia per varian (berat) untuk empat hari pameran. Hingga hari terakhir pameran, Minggu (6/5/2012), emas batangan olahan perusahaan BUMN ini terjual hingga 70-80 persen.

"Emas batangan 5 gr dan 10 gr paling diminati. Kesadaran masyarakat untuk investasi makin bagus. Meski banyak dari mereka yang masih bingung di mana harus membeli dan menjualnya kembali," jelasnya kepada Kompas Female di pameran perhiasan berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, Minggu (6/5/2012).

Menurut Aziz, edukasi mengenai investasi emas batangan perlu ditingkatkan untuk membantu masyarakat mengatasi rasa ragu dan khawatir untuk berinvestasi. Ia menjelaskan, emas batangan merupakan investasi yang bersifat likuid, artinya bisa diuangkan kembali dengan menjualnya ke toko emas, bahkan bisa dijual kembali ke PT Antam. Jika butuh uang tunai dalam waktu cepat, emas juga bisa digadaikan.

Investasi emas batangan dapat membantu Anda merencanakan keuangan jangka panjang, misalnya untuk biaya pendidikan anak. Aziz menjelaskan, tujuan finansial di masa mendatang inilah yang akan menentukan nilai investasi emas batangan Anda.

"Jika tujuan berinvestasi emas untuk biaya sekolah anak saat SMP, kebutuhan uang sudah bisa diperhitungkan, sehingga ini akan menentukan nilai emas yang ingin dibeli, apakah 5 gr, 10 gr atau di atasnya. Kalau tujuannya ingin membeli mobil beberapa tahun ke depan, dengan nilai Rp 100 juta misalnya, maka beli emas batangan 50-250 gr. Perencanaan investasi bisa diperhitungkan," jelasnya.

Menurut Aziz, investasi emas batangan menguntungkan dengan kenaikan rata-rata 15-20 persen per tahun dari awal kepemilikan emas batangan. Dikatakan emas batangan karena emas ini berbentuk seperti batangan pipih, dengan kadar emas murni 99,99 persen. Anda bisa memilih ragam ukuran emas batangan mulai 1 gr, 2 gr, 2,5 gr, 3 ge, 4 gr, 5 gr, 10 gr, 25 gr, 50 gr, 100 gr, 250 gr, 1000 gr, dengan harga mulai Rp 502.000 untuk ukuran 5 gr kadar 999,9 persen, setebal 1,09 mm dengan dimensi 20,5x12,3 mm dari PT Antam.

Keuntungan memiliki emas batangan di antaranya adalah karena harga jual yang sama dengan harga pasar, serta dilindungi sertifikat sebagai salah satu cara untuk mencegah pemalsuan serta memudahkan penjualan kembali. Emas juga adalah aset yang menentukan nilainya sendiri, berwujud nyata, mudah dibawa, dapat dicairkan kapan dan di mana saja. Untuk mengurangi rasa khawatir akan kehilangan emas batangan setelah pembelian, Anda bisa menyimpannya melalui jasa safety box di bank, saran Aziz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com