Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lemak Bisa Muncul Lagi Usai Sedot Lemak

Kompas.com - 13/05/2012, 16:35 WIB

KOMPAS.com - Perut memang merupakan bagian yang paling sulit dirampingkan, apalagi jika lemak sudah keburu menumpuk selama bertahun-tahun. Akhirnya, banyak orang memilih jalan pintas untuk merampingkannya: melalui prosedur liposuction. Sayangnya, penelitian baru dari University of Sao Paulo, Brazil, menunjukkan bahwa perempuan yang pernah melakukan liposuction ternyata punya peluang untuk menimbulkan lemak yang lebih dalam di sekitar organ perut. Dan, hal ini akan berlangsung hanya dalam beberapa bulan setelah liposuction dilakukan.

Menurut Fabiana Benatti, pemimpin studi dari University of Sao Paulo, lemak bukan merupakan jaringan yang lembam. Mengenyahkannya melalui operasi bisa memberikan konsekuensi penting seperti pertumbuhan lemak mendalam sebagai kompensasi, yang kemungkinan akan merugikan dalam jangka panjang," paparnya.

Lemak bagian dalam ini lebih berbahaya daripada lemak dangkal yang terletak di bawah permukaan kulit, karena lebih berpotensi menimbulkan penyakit diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit jantung. Namun kondisi ini bukannya tak bisa dicegah atau diatasi. Tim Benatti menekankan pentingnya latihan secara rutin usai melakukan liposuction, untuk mencegah pembentukan lemak mendalam ini.

Tim peneliti melakukan eksperimen terhadap 36 perempuan dengan berat badan normal yang telah menjalani liposuction untuk membuang lemak perut yang dangkal. Seluruh responden sebelumnya tidak pernah berolahraga. Secara acak, separuh dari mereka ditugaskan untuk menjalani program latihan selama dua bulan setelah liposuction. Mereka berlatih tiga kali seminggu, berupa latihan kardio di atas treadmill dan latihan kekuatan ringan. Separuh responden lainnya tetap menjalani gaya hidup mereka yang kurang aktif.

Peneliti mendapati, empat bulan kemudian kelompok perempuan yang tidak berolahraga masih memiliki perut yang rata, namun mengalami pertumbuhan lemak dalam rata-rata sebesar 10 persen. Sedangkan perempuan yang rutin latihan tidak menunjukkan adanya pertumbuhan lemak dalam.

Benatti tak dapat menjelaskan mengapa lemak dalam bertumbuh setelah liposuction. Namun ia menduga hal ini disebabkan sumber lemak tertentu lebih aktif secara metabolik daripada sumber lemak lainnya. Penyebab lainnya, ada kemungkinan liposuction menghancurkan arsitektur sel-sel lemak di bawah kulit. Akibatnya, pembentukan lemak diarahkan langsung ke sel-sel lemak dalam yang masih utuh.

Para pakar menyatakan bahwa sedot lemak seharusnya tidak dianggap sebagai pengganti latihan dan pola makan yang sehat. Prosedur ini sebaiknya dilakukan untuk mengurangi kantung lemak yang membandel, bukan sebagai perawatan obesitas, demikian menurut American Society of Plastic Surgeons (ASPS). Bahkan, mereka mengatakan bahwa liposuction paling baik dilakukan oleh mereka yang berat badannya normal, dan sudah rutin berolahraga.

Sedot lemak merupakan prosedur yang sangat populer di Amerika. Tahun 2011 saja, menurut catatan ASPS ada sekitar 204.700 orang yang menjalani prosedur ini. Prosedur ini akan menimbulkan risiko jangka pendek seperti penggumpalan darah, kerusakan kulit atau saraf, dan kulit yang menggelambir di bagian dimana lemak disingkirkan. Tidak diketahui apakah liposuction bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com