Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wirausaha Gagal karena Pencatatan Keuangan Berantakan

Kompas.com - 04/06/2012, 15:36 WIB

KOMPAS.com — Banyak orang yang bermimpi berwirausaha, banyak juga yang berusaha mewujudkan mimpinya, tetapi tak semuanya berhasil. Salah satu penyebab kegagalan dalam berwirausaha adalah ketidakdisiplinan dalam melakukan pencatatan keuangan.

Mike Rini Sutikno, CFP, konsultan keuangan dan investasi, mengatakan, kalau berencana berwirausaha, Anda perlu memenuhi empat aspek keuangan, yang juga menentukan keberhasilan dalam berbisnis, yakni modal, proyeksi keuangan, pajak, dan pencatatan keuangan.

"Dari 100 orang yang ikut pelatihan wirausaha, hanya 10 orang yang menjadi wirausahawan. Setelah tiga tahun tersisa lima wirausahawan karena kebanyakan tidak memiliki pencatatan keuangan, tidak tahu untung dan rugi," jelasnya saat talkshow wirausaha "Merintis Bisnis dengan Modal Rp 0" yang diadakan majalah wanita Sekar di International Franchise License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2012, yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Sabtu (2/6/2012).

Menurut Mike, pencatatan keuangan semestinya sudah menjadi pekerjaan yang sifatnya otomatis dilakukan setiap harinya. Pencatatan keuangan tak selalu harus dilakukan saat transaksi terjadi, tetapi di akhir hari sebelum menutup toko atau transaksi, pewirausaha harus melakukan kegiatan wajib ini.

"Menjaga konsistensi untuk melakukan sesuatu yang seharusnya otomatis, ini yang seharusnya dilakukan pewirausaha," tuturnya.

Mike menjelaskan, dari empat aspek keuangan yang harus dipenuhi pewirausaha, proyeksi keuangan dan pembukuan memiliki peran penting untuk menentukan keberhasilan usaha. Proyeksi keuangan perlu dimiliki, terutama bagi Anda yang termasuk pemula dan sedang mencari investor untuk mendanai ide usaha Anda.

Proyeksi keuangan bagi pencari investor penting agar calon investor bisa memperhitungkan tingkat keberhasilan bisnis tersebut, dari proyeksi terkait laba-rugi, arus kas, dan neraca. "Proyeksi keuangan ini dapat meyakinkan bahwa bisnis Anda menguntungkan di atas kertas. Dengan begitu, Anda pun lebih percaya diri menjalankan bisnis," jelasnya.

Pencatatan laba-rugi memperhitungkan penjualan, biaya, dan pajak selama lima tahun pertama dalam bisnis Anda. Selain laba-rugi, proyeksi keuangan juga terdiri dari pencatatan arus kas yang menyangkut penjualan, biaya, pajak, laba-rugi, setoran, modal untuk menghitung kapan bisnis Anda telah balik modal dan bisa berkembang menjadi berapa banyak, berdasarkan saldo kas dari perhitungan ini. Sama seperti laba-rugi, Anda perlu membuat proyeksi keuangan berupa arus kas untuk periode lima tahun. Satu lagi yang juga melengkapi proyeksi keuangan, yaitu neraca. Neraca memperhitungkan berapa nilai harta, kewajiban, dan modal untuk mengetahui apakah harta Anda bertambah atau tidak dari bisnis yang Anda jalankan.

Sementara pembukuan juga tak kalah penting dalam menjalankan bisnis. Anda wajib memiliki pencatatan sederhana menggunakan tiga jenis buku, yakni buku pembelian, buku penjualan, buku kas atau keluar masuk uang dari total pembelian, total pengeluaran, biaya operasional, dan pemasukan. "Tiga buku ini harus diisi setiap hari," tegas Mike.

Aspek keuangan lain yang tak kalah penting adalah modal dan pajak. Untuk permodalan, Anda tak selalu mengandalkan uang. Modal usaha juga bisa berupa keterampilan, peralatan, pengalaman, jaringan, juga investor. Sementara mengenai pajak, biasanya usaha level UKM belum terkena pajak. Namun, jika usaha Anda terus berkembang, pajak menambah satu lagi kewajiban yang harus diperhitungkan dalam pencatatan keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com