Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehamilan Kembar Lebih Berisiko Komplikasi

Kompas.com - 20/06/2012, 18:28 WIB

KOMPAS.com - Bagi banyak orang, memiliki anak kembar adalah suatu pengalaman menyenangkan dan menarik. Akan tetapi, di balik kebahagiaan karena akan memiliki bayi kembar, kehamilan kembar ini cukup berisiko.

"Hamil anak kembar berarti si ibu mengandung janin lebih dari satu. Di dalam perut, janin harus berbagi makanan dan kesempatan hidup. Maka pada kehamilan kembar risiko kematiannya lebih tinggi dibandingkan kehamilan satu janin," tukas Dr dr Ali Sungkar, SpOG, dari Brawijaya Women and Children Hospital di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut dr Ali, kehamilan kembar ini akan meningkatkan perinatal mortality rate (PMR) atau angka kematian bayi pada usia kehamilan 28 minggu, dan bayi yang berusia tujuh hari. Angka PMR ini digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu hamil dan bayi selama satu tahun. Pada kehamilan normal (satu janin) angka PMR-nya berkisar antara 33 per 1000 kelahiran. Hal ini berarti dari 1000 bayi tidak kembar ada 33 bayi yang meninggal pada usia kehamilan 28 minggu atau tujuh hari setelah lahir.

Sedangkan angka PMR untuk kehamilan kembar ternyata tercatat lebih tinggi, berkisar antara 139 per 1000 kelahiran. Berarti dari 1000 bayi kembar yang lahir, 139-nya meninggal. "Risiko kehamilan ini akan lebih tinggi lagi ketika mengalami kehamilan lebih dari dua janin," tukasnya.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya morbiditas (angka serangan penyakit yang terjadi pada bayi dan selama kehamilan) serta mortalitas (kematian) pada bayi kembar, yaitu Intrauterine Growth Restriction atau IUGR (kondisi di mana berat bayi lebih kecil dibandingkan jumlah usia bulan), amniotic fluid infections (infeksi cairan ketuban), hipertensi, dan large placental infarcts (gangguan pasokan darah dari plasenta yang menyebabkan sel-sel mati).

Komplikasi kehamilan kembar
Kehamilan kembar dikatakan memiliki risiko yang lebih tinggi karena dalam kehamilan sering terjadi beragam komplikasi yang cukup berbahaya. Komplikasi yang terjadi pada ibu hamil kembar antara lain kemungkinan bayi lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth), single or multiple fetal demise (satu atau kedua bayi menderita penyakit berbahaya yang mematikan), single fetal demise and co-twin morbidity (satu bayi meninggal dan kembarannya mengalami sakit), single fetal demise and maternal morbidity (kematian salah satu bayi dan komplikasi kesehatan pada ibu).

"Selain terjadi masalah pada bayi, sang ibu juga akan punya risiko terkena komplikasi penyakit seperti disseminated intravascular coagulation atau perdarahan hebat," jelas Ali.

Kondisi ini terjadi ketika bekuan-bekuan darah kecil menyebar di seluruh aliran darah sehingga menyumbat pembuluh darah kecil. Hal ini akan mengurangi produksi sel pembeku darah yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan, sehingga akan menyebabkan perdarahan yang berlebihan pada ibu.

Diakui Ali, masalah yang paling sering dialami oleh ibu dengan kehamilan kembar adalah bayi yang lahir dalam kondisi prematur, serta bayi dengan berat badan yang sangat kecil (low birth weight) saat lahir, terutama pada kehamilan lebih dari dua janin. "Sebaiknya ketika menyadari sedang hamil kembar, periksakan kehamilan lebih sering sejak awal dan seteliti mungkin, untuk menghindari terjadinya komplikasi yang berbahaya ini," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com