Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Haluan Hidup dengan Perhitungan

Kompas.com - 02/07/2012, 17:35 WIB

KOMPAS.com - Ketika kesempatan untuk berubah datang dalam hidup, jalanilah. Akan tetapi, berubahlah dengan hati dan penuh perhitungan.

Itulah pengalaman Afit D Purwanto (33), pria yang pernah empat tahun bekerja di media massa dan kini menjadi pemilik Holycow! Steakhouse by Chef Afit.

Sejak dibuka pukul 17.00 hingga dua jam kemudian, kapasitas 60 kursi di restoran yang berada di sekitar Jalan Senopati, Jakarta, Sabtu pekan lalu, selalu terisi penuh. Begitu pengunjung yang di dalam meninggalkan ruangan, penggantinya yang mengantre di luar langsung mengisi kursi kosong. Keramaian ini berlangsung, biasanya, hingga sekitar pukul 23.00.

Di luar, yang di salah satu sisinya difungsikan sebagai dapur, Afit mengecek pekerjaan karyawannya. Sesekali, dia ikut memanggang wagyu, steak nan lembut dan juicy. Setiap harinya, 300-400 porsi steak (saat akhir pekan mencapai 600 porsi) terjual di restoran berkonsep warung yang melayani pelanggannya pada jam makan siang dan makan malam ini.

Sejak dibuka menjelang akhir 2010, wagyu olahan Afit—yang harganya sekitar sepertiga dari harga di restoran—menjadi buah bibir. Di awal berdiri, tempat makan ini berbentuk warung tenda di emperan jalan. Meski demikian, antrean untuk menikmati steak sudah terjadi sejam sebelum warung dibuka pada sore hari.

Afit pun tak pernah bisa lepas dari panasnya panggangan sejak warung dibuka hingga 300 porsi steak habis setiap hari. Apalagi, ketika itu, hanya ada lima tenaga kerja yang melayani pelanggan, termasuk Afit yang bertugas memasak.

Kini, bisnis wagyu murah ini berkembang. Afit sudah dibantu 37 karyawan, melayani pembeli di bangunan permanen sewaan, dan berencana membuat cabang. Padahal, suami dari pembawa acara Lucy Wiryono ini nol pengalaman ketika memulai bisnis.

Afit adalah seorang karyawan berposisi group head, yang membawahi enam orang account executive, di sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia sebelum akhirnya melepaskan posisinya tersebut di tahun 2010.

Rasa bosan yang membuat pria ini pada usia 31 tahun berani dan rela melepaskan jabatan, penghasilan bulanan, bonus, fasilitas mobil dan sopir, serta fasilitas lain selama menjadi karyawan. ”Dari sejak kuliah, saya sebenarnya ingin berbisnis. Selain itu, saya juga teringat pesan ibu bahwa ketika saya bekerja, sebisa mungkin saya harus membuka lapangan kerja untuk orang lain,” kata Afit.

Kejenuhan akan rutinitas pula yang membuat Novita Dewisulistyowati (41) berani memilih pensiun dini dari BUMN lembaga keuangan meski usianya, ketika memutuskan hal itu, baru menginjak 33 tahun. Padahal, di tahun ke-10 masa kerjanya, perempuan dengan nama sapaan Vita ini sudah menduduki posisi penting, yaitu risk manager yang hanya berada satu tingkat di bawah general manager.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com