Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2012, 11:17 WIB

KOMPAS.com - Salah satu nilai plus di bulan puasa adalah terangkatnya kembali aneka jajanan tradisional Indonesia yang dijual di pasar-pasar dadakan (pasar kaget). Beragam makanan yang selama ini agak sulit ditemukan, seperti serabi, bubur sumsum, kolak pisang, jajan pasar, dan lain-lain, mulai bermunculan kembali dan banyak diburu masyarakat untuk ta'jilan. Sebagian orang mencarinya karena dapat membangkitkan kenangan masa kecil.

Keistimewaan lain aneka makanan untuk ta'jilan tersebut antara lain rasanya yang cenderung manis, namun citarasanya berbeda dengan dessert ala barat, sebut saja donat, cake, brownies, muffin, atau pie. Hidangan pencuci mulut ala barat ini kebanyakan menggunakan susu, sirup, atau cokelat sebagai pemanisnya.

Sedangkan menurut Arie Parikesit, pakar kuliner Indonesia, salah satu kunci kenikmatan aneka jajanan tradisional asli Indonesia terletak pada pemakaian bahan makanan dengan rasa yang khas Indonesia, seperti santan kelapa, nangka, dan daun pandan.

"Ketiga bahan ini menghadirkan citarasa yang aromatik dan khas Indonesia, sehingga membuat rasanya jadi ngangenin," tukas Arie dalam acara peluncuran varian es krim baru di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Daun pandan merupakan salah satu daun aromatik yang banyak digunakan untuk membuat makanan tradisional, mulai kue-kue basah, aneka es, dan bubur manis. Daun ini juga termasuk populer di Indonesia, karena digunakan sebagai bahan penyedap makanan oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tak heran, jika daun beraroma khas ini dijuluki sebagai "the vanilla of Indonesia".

"Aroma daun pandan ini cocok banget dipadukan dengan gurihnya santan kelapa, irisan nangka, dan gula jawa yang kental, dan ini cocok diolah untuk menu buka puasa," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com