Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2012, 20:42 WIB

KOMPAS.com - Ketika sedang ingin menurunkan berat badan, otomatis pikiran yang pertama kali muncul adalah berdiet. Metode yang dipilih biasanya tidak makan malam, atau tidak makan nasi. Jarang sekali yang langsung berniat untuk olahraga, meskipun sudah sering membaca bahwa olahraga mampu meningkatkan metabolisme. Tetapi ada juga yang memilih untuk olahraga, ketimbang diminta mengurangi makan enak.

Idealnya, diet dan olahraga berjalan seiringan. Namun, bila bisa memilih salah satu, kenapa tidak? Dan jika bisa memilih salah satu, mana sih yang lebih efektif menurunkan berat badan? Mengapa ada orang yang rajin olahraga tetapi berat badannya mentok di angka timbangan yang sama?

Untuk memahami kaitan antara aktivitas fisik dan menurunnya berat badan, sebuah tim peneliti memelajari perilaku suku Hazda di Tanzania. Suku yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berburu ini biasa berjalan berkilo-kilo untuk menemukan makanan. Para peneliti memasang perangkat GPS di pakaian mereka, dan dengan cermat mengukur pembuangan energi dan tingkat metabolisme mereka.

Dengan gaya hidup seperti ini, orang Hazda dinilai jauh lebih aktif daripada rata-rata orang Amerika yang gemar jadi Mr Couch Potato (gemar bermalas-malasan di depan televisi sambil ngemil sepanjang hari). Anehnya, tim peneliti mendapati bahwa orang Hazda membakar kalori sama banyaknya dengan orang-orang Amerika yang menganut sedentary lifestyle, alias malas bergerak itu.

Dalam hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One itu, peneliti menyimpulkan bahwa penyebab utama kasus obesitas yang mewabah di negara-negara seperti Amerika ini bukanlah kebiasaan malas bergerak tersebut. Mereka menekankan bahwa banyak olahraga tanpa didampingi diet tidak akan menyelesaikan masalahnya.

"Ada ekspektasi bahwa jika berolahraga, metabolisme tidak akan menurun ketika berat badan kita turun, atau malah akan meningkat," papar Diana Thomas, profesor bidang matematika di Montclair State University, New Jersey, dalam penelitiannya secara detail mengenai kaitan antara olahraga, diet, dan metabolisme. Sebaliknya, ketika kita berdiet, metabolisme akan menurun meskipun kita olahraga setiap hari.

Ternyata, tubuh manusia sangat efisien dalam menghemat energi. Ketika disimak lagi, ternyata orang Hazda tidak makan begitu banyak sehingga metabolisme mereka lambat dalam mengimbangi pengeluaran energi yang lebih tinggi.

"Lebih mudah menurunkan berat badan melalui diet daripada olahraga," jelas Dr Timothy Church dari Pennington Biomedical Research Center di Louisiana, yang mengawasi penelitian tersebut.

Meskipun begitu, tidak berarti olahraga tidak bermanfaat. Manfaatnya lebih pada kesehatan, namun tidak secara signifikan membantu penurunan berat badan jika Anda tidak mengimbanginya dengan memangkas asupan kalori.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com