Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Indonesia Punya Festival Kopi

Kompas.com - 28/08/2012, 22:04 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada 14 provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil kopi. Setiap kopi memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Kopi-kopi ini pun menjadi konsumsi dunia. Sayang, belum banyak yang mengenal kopi yang diminumnya sebenarnya berasal dari Indonesia.

"Kami ingin memopulerkan kopi Indonesia, baik secara internasional maupun lokal. Kopi-kopi Indonesia, kita suka tidak tahu dari mana asalnya," tutur Director Indonesian Coffee Festival 2012, Ellyanthi Tambunan, saat jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (28/8/2012).

Apalagi, ungkap Ellyanthi, 80 persen kopi-kopi Indonesia ada di luar negeri. Oleh karena itu, pihaknya berencana menyelenggarakan Festival Kopi Indonesia yang akan diselenggarakan pada 15-16 September 2012. Acara ini akan berlangsung di Museum Puri Lukisan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

"Sebelumnya kami sudah menyelenggarakan Road to Indonesian Coffee Festival di Bandung tahun lalu. Ini akan menjadi pertama kalinya diadakan festival kopi di Indonesia," tutur Ellyanthi.

Nantinya, tutur Ellyanthi, pengunjung yang hadir dalam festival akan melihat dan mengetahui kopi mulai dari hulu sampai ke hilir, yaitu mulai dari kopi saat penanaman sampai kopi sampai disuguhkan dalam cangkir.

Ellyanthi menuturkan, Ubud dipilih sebagai tuan rumah festival kopi tersebut sebab Ubud telah menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia. Selain itu, pihak panitia juga akan mengadakan tur ke perkebunan kopi di Kintamani, Kabupaten Bangli.

"Kebun ini sudah mendapat hak geografis identikasi. Inilah kebun yang menjadi salah satu contoh perkebunan terbaik di Indonesia. Akan ada unsur agrowisata nantinya di sana," jelas Ellyanthi.

Dalam festival, peserta yang berpartisipasi adalah produsen kopi, petani kopi, spa yang menggunakan kopi, sampai restoran yang menggunakan kopi dalam menunya.

"Kopi penggunaannya bukan hanya untuk minum. Sisa-sisa ampas juga bisa untuk spa," kata Ellyanthi.

Selain itu, produsen wadah minum untuk kopi sampai komunitas kopi pun akan hadir memeriahkan festival tersebut. Festival tersebut terbuka untuk masyarakat umum, pecinta kopi, sampai pebisnis kopi maupun restoran.

Menurut Ellyanthi, dalam festival tersebut akan berlangsung beberapa agenda acara seperti barista workshop, bazaar kopi, dan kunjungan ke perkebunan kopi. Dalam barista workshop, akan dibuat pelatihan bagi para barista (peracik kopi yang mengoperasikan mesin espresso).

"Kami harapkan dihadiri bukan hanya barista tetapi juga mahasiswa pariwisata. Di Jakata dan Surabaya, barista sudah masuk dalam kurikulum pariwisata. Mahasiswa bisa semakin mengenal kopi Indonesia. Diharapkan juga nantinya akan ada sertifikasi untuk barista," tutur Tuti Mochtar dari Indonesian Coffee Festival 2012 dan juga seorang ahli kopi.

Sedangkan bazaar kopi, Ellyanthi menjelaskan bahwa isinya akan berupa pameran kopi dari berbagai daerah. Ia menambahkan partisipasi pengisi bazaar adalah produsen kopi maupun petani kopi. Sedangkan tur perkebunan kopi akan mengajak pengunjung festival untuk mengenal proses penanaman kopi serta melakukan diskusi dengan petani kopi di Kintamani.

Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar menuturkan bahwa kopi Indonesia merupakan salah satu kopi terbaik di dunia. Belum lagi, lanjutnya, potensi kopi Indonesia tersebar dari Aceh sampai Papua.

"Kita tidak punya alasan tidak memajukan kopi. Kita banyak memiliki kegiatan kopi yang kita dukung, salah satunya ini, festival kopi," kata Sapta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com