Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2012, 12:10 WIB

KOMPAS.com - Ia meminjam namanya dari olive atau zaitun, pohon perdu yang bisa hidup ribuan tahun. Seperti olive, dokter Olivia Ong bertekad setia mengabdikan hidupnya untuk membuat orang lain awet muda.

”Dari kecil, aku suka yang indah-indah. Wow... manusia itu indah. Rasanya damai, senang... Suka yang damai. Wanita harus merawat diri agar cantik,” ujar Oliv, begitu Olivia (31) disapa.

Menyaksikan tangan Oliv menyuntikkan botox dan filler ke wajah pasien menjadi pengalaman mendebarkan. Jemari lentiknya menekan-nekan kulit sebelum menyuntik di beberapa titik wajah yang akan diperbaiki. Suara lembut Oliv yang akrab menjadi obat penenang tersendiri.

Di bangku kuliah, wajah Oliv yang halus membuat iri rekan-rekannya. Mereka sering kali bertanya tentang rahasia di balik kelembutan wajahnya. Tiap kali mendapat pujian, warna merah segera merona di pipi Oliv.

Tubuhnya langsing setinggi 160 sentimeter dengan kulit bening mulus. Ia selalu berhati-hati saat berbicara dan menata tubuhnya tegak.

”Cantik itu dari dalam ke luar. Kalau orangnya biasa tapi hatinya emas, dia akan jadi emas juga luarnya. Prinsip injeksi juga memperbaiki penampilan dari dalam ke luar,” tambahnya.

Setelah meraih predikat cum laude sebagai dokter dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Oliv bertugas di unit gawat darurat. Ia pernah bersama tim dokter bekerja hingga kelelahan, tapi pasien tetap meninggal setelah gagal pacu jantung. Oliv menitikkan air mata ketika memperhatikan istri pasien yang menjerit-jerit kehilangan suami.

”Aku sedih banget. Rasanya aku nggak mau jadi penolong yang akhirnya sedih. Itu kayaknya mengisap kebahagiaan dan hatiku ikut terisap. Aku senang yang indah-indah saja,” kata Oliv.

Oliv lalu memilih jalan hidup sebagai dokter kecantikan. Ia tak pernah lagi menyaksikan kesedihan di wajah pasiennya. Pasien yang datang selalu pulang dengan wajah bahagia. Ia pun tak perlu menyaksikan pasiennya terluka karena injeksi hanya meninggalkan bekas memar yang segera hilang. ”Di sini aku merasa semakin kuat,” tambahnya.

Dengan keahlian injeksi, Oliv bisa membuat pasiennya tampak lebih muda. Wajah-wajah yang tampak lelah bisa diubah menjadi segar dan ceria. Ia juga memperbaiki wajah yang asimetris sehingga pasien bisa meningkatkan kepercayaan diri. ”Aku suka menciptakan sesuatu yang spesial dari aku untuk kamu,” kata Oliv.

Kristal
Oliv menyimpan kekuatan luar biasa di balik kelembutannya. Pada saat belajar teknik injeksi, misalnya, ia menjadi orang yang super ”tega”. ”Ketika yang lain takut, aku memandang dengan asyik sekali. Aku sebenarnya tomboi, makanya aku berani nyuntik kayak cowok,” kata Oliv diiringi tawa lebar.

Menyebut dirinya tomboi, Oliv memilih selalu berpenampilan sederhana dalam keseharian. Jika tak menjalani praktik dokter, ia melepas riasan wajah dan membiarkan rambut panjangnya tergerai lepas. Olahraga yang menantang seperti parasailing dan diving, menurut Oliv, menumbuhkan gairah yang sama seperti ketika ia menyuntik pasien.

Sesekali Oliv lari dari kesibukan rutinitas dengan menyelam. Meski kadang hanya sekejap, waktu luang itu bisa membuatnya rileks dan kembali segar. Selepas melayani pasien, ia juga menyediakan waktu untuk fitness sebelum pulang menembus kemacetan menuju rumahnya di Jakarta Timur.

Sejak kecil, Oliv memang sudah menjadi pengagum keindahan. Ia telah pintar mendandani diri sendiri ketika mulai belajar tari jaipong di taman kanak-kanak. ”Ilmu make-up aku standar saja. Kalau ada acara tetap butuh make-up artist,” tambahnya.

Di tengah kepadatan kerjanya, Oliv meluangkan waktu untuk mengulurkan tangan membantu sesama. Ia beberapa kali mengunjungi panti wreda dan membantu membersihkan kotoran mereka. Tiap kali mampir ke bangsal anak di rumah sakit, ia memeluk dan melayani mereka sehingga anak-anak itu mendekat padanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com