Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2012, 14:12 WIB

KOMPAS.com - Survei terhadap sejumlah pakar di bidang kesehatan mental dan konselor profesional menunjukkan, hubungan dengan pasangan perlu mendapat perhatian lebih, tak hanya mementingkan hubungan dengan anak.

Survei mengenai hubungan pasangan suami istri dan anak ini diadakan situs Your Tango bekerjasama dengan SurveyMonkey.com. Situs ini mengadakan survei melibatkan 104 responden dari kalangan profesional, berlangsung pada 18 Mei - 8 Juni 2012.

Setengah dari para pakar yang menjadi responden ini setuju, para istri harus memprioritaskan hubungan dengan suami ketimbang anak. Salah satu responden mengatakan, "Hubungan pasangan suami dan istri adalah komitmen seumur hidup, sama seperti hubungan orangtua dan anak. Memang, sudah menjadi tanggung jawab orangtua untuk membesarkan anak dan mengajarkan anak-anak nilai dan moral serta keterampilan agar anak bisa mengurus dirinya sendiri ketika dewasa. Namun, hubungan pasangan suami-istri lebih menjadi prioritas dibandingkan hubungan orangtua-anak, selama anak-anak dalam kondisi aman,"   

Sementara, sebagian pakar berpendapat lain, "Suami bisa merawat dirinya sendiri, anak-anak tidak bisa."

Survei ini juga menunjukkan pendapat para pakar yang mengatakan, orangtua bekerja harus membagi waktu secara setara dalam merawat anak. Kehadiran anak semestinya menjadi tanggung jawab bersama, dan bukan menjadi kendala bagi suami maupun istri. Meski pada kenyataannya, sebanyak 79 persen pakar melaporkan pasangan menikah dengan anak, lebih sering melakukan konseling dibandingkan pasangan tanpa anak.

Meski pasangan menikah dengan anak kerap melakukan konseling, 78 persen pakar menolak anggapan bahwa pasangan menikah tanpa anak, lebih bahagia dibandingkan pasangan menikah dengan anak. Sebanyak 80 persen responden mengaku, pasangan menjadi lebih bahagia seiring bertambahnya usia anak.

Walaupun demikian, para profesional ini mengakui ada hal yang berubah dalam hubungan, terutama dalam kehidupan seks pada pasangan menikah dengan anak. Sebanyak 78 persen pakar mengatakan, pasangan menikah dengan anak memiliki kehidupan seks yang memuaskan sebelum kelahiran anak pertama mereka.

Anda bisa menyepakati sebagian pakar yang mengatakan suami perlu lebih diperhatikan, atau anak yang tetap butuh menerima perhatian utama. Semua kembali kepada kondisi hubungan Anda dan pasangan.

Pasalnya, tak sedikit pasangan menikah yang menghadapi sejumlah masalah bahkan memicu pertengkaran, yang semestinya tak perlu terjadi apalagi diketahui anak-anak. Para pakar ini pun sepakat, pertengkaran orangtua membawa pengaruh buruk pada anak, termasuk sikap tak saling menghargai baik dari pihak suami dan istri.

Menurut survei yang sama, pertengkaran yang kerap terjadi di antara pasangan menikah disebabkan oleh keuangan, pengasuhan anak, dan seks. Kalau pertengkaran sudah mendominasi hubungan pasangan suami istri, tak salah jika Anda merujuk pada pendapat pakar yang mengatakan suami maupun istri, perlu memprioritaskan hubungan berpasangan, meski bukan berarti mengabaikan perhatian pada anak-anak.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang dilakukan bersama pasangan ketika merasakan hubungan mulai hambar atau bahkan memburuk? Memprioritaskan hubungan pasangan suami istri atau tetap fokus pada hubungan orangtua-anak?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com