Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2012, 14:53 WIB

KOMPAS.com - Kecanduan pornografi, entah itu membaca cerita, melihat gambar, atau menonton film porno, terbukti bisa merusak. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk hubungan dengan pasangan. Bahkan menurut para pakar dari University of Plymouth, gagalnya hubungan kita banyak yang disebabkan oleh meningkatnya konsumsi pornografi.

Studi yang melibatkan pria dan wanita usia 19-24 tahun di Inggris ini menunjukkan, pornografi telah memengaruhi sepertiga dari hubungan kita, yaitu dengan menurunkan harapan seksual di antara pasangan. Masalah kecanduan ini pun telah menyebar, terlihat dengan makin banyaknya remaja Australia yang telah mengonsumsi pornografi sebelum mengalami hubungan seksual pertamanya.

Parahnya, remaja kerap menjadikan film porno sebagai bentuk edukasi, demikian menurut analisa Kepala Bidang Obstetri dan Ginekologi dari James Cook University, Ajay Rane.

"Salah satu studi kami mengungkapkan bahwa 67,3 persen remaja telah menonton film porno sebelum pengalaman seksual mereka yang pertama. Angka ini semakin tinggi di kalangan remaja pria," tutur Dr Rane.

Baca juga: Kecanduan Film Porno Bisa Diatasi

Namun, efek pornografi ini tidak hanya terasa para kaum pria. Bagaimana perempuan digambarkan dalam film porno, ditambah dengan kurangnya kepercayaan diri para perempuan terhadap kondisi fisik mereka, bisa memperburuk ketidakpuasan perempuan terhadap fisiknya.

Hubungan bisa terpengaruh ketika pornografi dinikmati diam-diam, atau pun ketika pornografi digunakan sebagai pendidikan seksual, begitu menurut Michael Flood, pakar seksualitas dan pornografi dari University of Wollongong, Australia.

"Apa yang diinginkan pria-pria muda dalam aktivitas seksualnya telah bergeser. Misalnya saja, jumlah pria muda yang ingin mempraktikkan seks anal atau berejakulasi pada pasangannya telah meningkat," katanya.

Baca juga: Yang Terjadi Saat Kita Nonton Film Porno

Yang memprihatinkan, pornografi tidak hanya semakin mudah diakses, tetapi juga dapat diakses secara pribadi melalui ponsel atau dalam produk hiburan di televisi yang memiliki kandungan seksual sangat tinggi. Akses yang mudah dan jumlah yang banyak ini dikhawatirkan akan mengajarkan pria untuk memandang kaum perempuan sebagai obyek.

Baca juga: Gemar Film Porno Bikin Pria Susah Terangsang

Menurut Dr Flood, ada bukti-bukti bahwa pornografi yang digambarkan tanpa perasaan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari cara film-film tersebut menampilkan tokoh-tokoh perempuannya. Misalnya, bagaimana kekuasaan pria dan ketidaksetaraan itu digambarkan begitu seksi, atau bagaimana kekerasan dalam hubungan seksual juga dikemas secara "seksi".

Banyaknya perempuan yang berniat melakukan bedah kosmetik untuk area genitalnya juga menjadi bukti bahwa pornografi kini dianggap sebagai norma seksual. "Kita kehilangan nilai-nilai cinta emosional dalam seksualitas, karena telah diubah menjadi tantangan fisik. Itulah inti dari masalahnya," tegas Dr Rane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com