Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2012, 09:37 WIB

KOMPAS.com - Punya banyak rencana tapi kesulitan mewujudkan? Bisa jadi lima hal ini peyebabnya.

1. Overplanning.

Seringkali kita merasa waktu 24 jam dalam sehari tak cukup untuk menyelesaikan berbagai aktivitas. Inilah pentingnya membuat rencana untuk menentukan prioritas.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menentukan prioritas, bisa dalam bentuk harian, mingguan atau bulanan. Apa yang Anda pilih, yang penting adalah aksi. Jangan sampai hanya sibuk membuat rencana tapi nihil dalam pelaksanaan.

Menurut M Christian dalam bukunya "Time Management, Mengatur Waktu itu Mudah", ada dua gejala overplanning:
* Terlalu sibuk berkutat dengan rencana dan gagal mengeksekusi rencana yang sudah dibuat. Langkah kita hanya berhenti di rencana, padahal dalam manajemen waktu pelaksanaan adalah alangkah berikutnya.

* Menjadikan semua kegiatan sebagai obyek rencana. Merencanakan semua hal yang akan dijalani memang perlu, tapi jangan lupa, ada kalanya kita juuga harus bersiap menghadapi hal-hal tak terduga.

2. Misplanning.

Kesalahan perencanaan adalah kesalahan kedua dalam manajemen waktu. Kesalahan perencanaan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya salah informasi. Ini terjadi karena informasi yang dikumpulkan tidak lengkap dan tidak tepat. Padahal informasi yang akurat adalah kunci utama mencapai keberhasilan mengatur waktu.

Kesalahan informasi ini akan berdampak panjang, seperti salah sasaran, salah penempatan sumber daya, salah penentuan waktu. Kalau yang terjadi seperti ini, sudah pasti rencana akan buyar sehingga gagal mencapai tujuan.

3. Overscheduling.
Kalau kebanyakan jadwal akibatnya Anda tak memiliki me time, dan aktivitas yang Anda kerjakan juga belum tentu memiliki hasil maksimal. Mengapa? Karena Anda selalu merasa dikejar waktu dan terburu-buru.

Overscheduling akhirnya yang malah menjadi penghambat efektivitas, karena menuntut Anda melakukan banyak hal dalam waktu yang terbatas. Efek jangka panjangnya dapat menimbulkan stres dan membuat Anda merasa tak nyaman melakukan pekerjaan.

4. Overdetail.

Untuk menghindari terjadinya kesalahan, setiap detil memang perlu diperhatikan. Namun, ini bukan berarti membuat Anda menjadi berlebihan dalam memerhatikan detil. Akibatnya rencana yang seharusnya simpel dan mudah terlihat rumit dan kompleks, sehingga menjadi sulit dikendalikan.

Gejala overdetail ini mendorong Anda mencatat terlalu banyak hal, padahal bisa jadi tak semuanya penting. Dalam perencanaan manajemen waktu, ini bisa membawa efek buruk. Pertama akan membuat Anda kehilangan pegangan untuk membedakan mana yang utama dan mana kurang penting.

Terlalu detil juga cenderung membuat Anda menyamakan semua hal, sehingga tak jarang membuat pekerjaan mudah terasa menjadi lebih rumit. Kedua, sikap tersebut akan membuat Anda sulit bersikap fleksibel, sehingga saat menghadapi hal-hal tak terduga Anda akan merasa sedang menghadapi masalah besar.

5. Delaying.

Sikap suka menunda bisa dibilang tidak disiplin. Ini adalah pengganggu utama dalam manajemen waktu. Tanpa kedisiplinan dari dalam diri, manajemen waktu takkan berjalan efektif. Disiplin berarti memiliki komitmen untuk menjalani rencana sesuai misi dan tujuan yang telah Anda rencanakan.

Seringkali, ketidakdisiplinan ini muncul karena berbagai godaan yang enggan Anda hindari, misalnya menunda. Ketika Anda menunda pekerjaan, berarti menunda sehari untuk mencapai tujuan.

Untuk menghindari ini tentu Anda harus memiliki motivasi kuat dari dalam diri. Kalau rasa malas melanda, yang perlu diingat adalah saat Anda menandai satu dari daftar yang harus dilakukan itu berarti Anda semakin mendekati tujuan.

Jadi, mulai sekarang singkirkan hal-hal yang mengaganggu konsentrasi dan fokus pada tujuan awal yang sudah Anda rencanakan.

(Majalah Chic/Bestari Kumala Dewi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com