Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Linda Gumelar: Ramli Memberdayakan Perempuan Lewat Bordir

Kompas.com - 26/01/2013, 09:16 WIB

KOMPAS.com - Desainer senior Ramli pergi selamanya dengan meninggalkan warisan berharga yakni berkembangnya bordir di Indonesia serta pemberdayaan perempuan di baliknya.

Seperti diberitakan, Ramli mengembuskan napas terakhir pada usia 62 tahun (bukan 58 tahun seperti diberitakan sebelumnya) di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara, Rabu (23/1/2013) pukul 6.50. Ramli meninggal dunia setelah dirawat selama dua minggu di rumah sakit tersebut karena kanker usus yang dideritanya.

Bagi sahabatnya, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, Ramli tak hanya memiliki kontribusi besar terhadap pengembangan bordir dalam produk fashion, namun juga dalam program pemberdayaan perempuan.

"Saya bersahabat dengan Ramli, pernah kerjasama di Yayasan Kanker. Sejak muda saya senang dengan rancangannya, dedikasinya mengembangkan bordir dan memberdayakan perempuan lewat bordir," tuturnya kepada Kompas Female di sela Pembekalan Pemilihan Puteri Indonesia 2012-2013 di Hotel Sahid Jakarta, Jumat (25/1/2013).

Menurut Linda, di eranya, masyarakat lebih menerima dan menghargai bordir karena jasa Ramli. Bagaimana Ramli mensosialisasikan bordir membuat lebih banyak orang mengapresiasi produk fashion dari bordir rancangannya. Ramli juga melibatkan banyak pihak dalam mengembangkan bordir, termasuk perempuan di daerah.

Ia juga mengatakan, kalau perempuan Jawa Barat berkembang dengan produk bordir, salah satunya merupakan dampak dari upaya yang dilakukan Ramli dengan karyanya. Upaya Ramli mengembangkan bordir berdampak luas pada masyarakat, dalam hal ini kaum perempuan para perajin di daerah.

Linda mengaku belum menemukan desainer lain yang memiliki dedikasi seperti Ramli. Namun ia yakin, akan muncul penerus Ramli ke depannya. "Saya belum lihat tapi akan muncul penerusnya. Anak muda sekarang memiliki konsentrasi tinggi di fashion, punya akses dan potensinya besar," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com