Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2013, 10:43 WIB

KOMPAS.com - Berdasarkan riset yang dilakukan Ronald Barr, MD dari University of British Columbia, bayi baru lahir hingga lima bulan pertama umumnya mengalami periode menangis selama berjam-jam.

Dikatakan, dalam sehari bayi menangis sebanyak lima jam. Inilah yang menurut Barr, disebut mengalami fase yang diberi nama "The Period of Purple crying". Fase ini wajar terjadi dan bukan disebabkan kesalahan orangtua dalam pengasuhan dan perawatan buah hati.

Barr juga menyebutkan, bayi akan sering menangis mulai usia dua minggu hingga usia 3-4 bulan. Meski sebagian lain bayi mungkin tak terlalu sering menangis. Akan tetapi pada periode ini, umumnya bayi akan sering menangis. Ia rewel dan relatif sulit ditenangkan kembali.

Seiring dengan riset yang dilakukan Barr, studi lain menyebutkan, bayi memang sering kali menangis pada pagi dan malam hari, terutama ketika orangtuanya pergi bekerja dan ketika mereka sedang tidur.

Untuk meredakan kegalauan orangtua, Barr membuat "formulasi"periode atau fase menangis tersebut. Berikut periode menangis "PURPLE" tersebut:

P: Peak crying
Sejak lahir, berikutnya setiap minggu, bayi akan sering menangis. Puncaknya bayi umumnya sering menangis pada usia 2-5 bulan.

U: Unpredictable.
Bayi menangis tanpa bisa diprediksi, tanpa diduga, dan tanpa sebab yang jelas. Artinya, tak bisa diketahui kapan mulai dan berakhirnya, juga takkan diketahui mengapa atau apa alasan menangis.

R: Resist.

Maksudnya, bayi akan menolak ketenangan. Walau pun Anda sudah berupaya untuk menenangkan, tetap saja ia menangis karena memang masanya.

P: Pain.
Bayi menangis terkesan seperti sedang merasa sakit, akan tetapi Anda tak menemukan penyebabnya. Pun sebenarnya ia tak merasa sakit.

L: Long.
Periode tangisan bayi bisa sangat lama, mencapai dua jam.

E: Evening.
Bayi akan lebih sering menangis pada sore atau malam hari.

(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com