Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2013, 19:48 WIB

KOMPAS.com - Selain kurangnya asupan pangan dan kurangnya perhatian terhadap kesehatan, pola asuh anak yang salah ternyata juga menjadi satu di antara multifaktor penyebab masalah gizi buruk.

Temuan tersebut diperoleh dari beberapa kasus gizi buruk dan gizi kurang yang dialami anak-anak di Desa Banua Gea, Nias, Sumatera Utara. Minimnya pengetahuan, faktor budaya, serta ekonomi membuat beberapa orangtua kesulitan memberi perhatian pada anak.

"Ketika kita mengatasi anak gizi buruk dengan pemberian makanan tambahan, ternyata tidak selesai sampai di situ," ujar Asih Setiarini, MSc, ahli gizi kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, di sela-sela program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia, di Desa Banua Gea, Senin (13/5/2013) lalu.

Pola asuh anak yang salah dari orangtua lah yang kemudian menjadi kunci utamanya. Oleh karena itu, ketika program makanan tambahan dan kondisi si anak membaik, bukan tidak mungkin bisa berpotensi kembali memburuk kalau tidak diatasi.

"Maka fokus berikutnya untuk mengatasi masalah gizi buruk adalah dari orangtua, terutama ibu, agar mereka benar-benar bisa mengolah makanan dengan baik untuk diberikan pada anak," tambahnya.

Sejauh ini, sejumlah orangtua di Nias masih mengutamakan waktu mereka untuk bekerja di ladang atau kebun, lalu membiarkan anaknya tanpa asupan pangan atau gizi yang seimbang. Biasanya, anak tertua dijadikan andalan untuk menjaga anak yang lebih kecil.

"Selain itu punya banyak anak menjadi hal yang lumrah dan biasa di Nias, sementara penghasilan mereka pas-pasan," ujar Asih.

Dalam keseharian, ibu juga kerap menyuguhkan makanan yang tidak variatif. Salah satu keluarga, ibu Marinawa (30 tahun) yang memiliki dua anak yang mengidap gizi buruk dan gizi kurang mengakui kalau ia kerap hanya memasak daun singkong atau pisang untuk makanan sehari-hari.

Ditambah lagi dengan sanitasi rumah yang tidak baik, persoalan gizi buruk makin kompleks. Rata-rata keluarga miskin di Desa Banua Gea hanya memiliki tempat tinggal satu ruang, tanpa sanitasi atau tempat pembuangan dan ventilasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com