Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2013, 11:50 WIB

KOMPAS.com - Tingginya angka kematian ibu menjadi perhatian komunitas Selamatkan Ibu yang sebagian besar anggotanya merupakan tenaga medis. Selain aktif memberikan informasi dan merespons pertanyaan melalui akun Twitter, Selamatkan Ibu juga membangun jejaring bersama komunitas di berbagai tempat, Selamatkan Ibu mengajak perempuan dari remaja hingga dewasa untuk membekali diri dengan pengetahuan seputar reproduksi, kehamilan hingga persalinan.

Satu dari empat pendiri Selamatkan Ibu, dr Sophia Hage mengatakan gerakan sosial ini memang berawal dari Twitter. Meski begitu, media sosial saja tak cukup untuk menjangkau sebanyak mungkin orang agar mendapatkan akses informasi tentang kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan langsung ke berbagai tempat, dan konsep training of trainers  juga dijalankan demi mencapai misi.

"Kami banyak berjejaring dengan komunitas. Lebih efektif berjejaring. Kami mengirimkan modul ke komunitas, untuk kemudian mereka membantu menyebarkan info maternal ke komunitasnya masing-masing," jelasnya saat menghadiri peluncuran gerakan sosial Dayakan Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu. Selamatkan Ibu merupakan salah satu pendukung gerakan sosial Dayakan Indonesia yang mengajak sejumlah komunitas dan organisasi untuk mengentaskan kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Menurut dr Sophia, siapa pun bisa menjadi kader untuk menyebarkan informasi seputar kehamilan dan persalinan demi menyelamatkan ibu dan anak ini. Tujuan utamanya membantu mengentaskan masalah kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia.

"Setiap 30 menit ada ibu yang meninggal. Ini bukan lagi isu pemerintah tapi juga masyarakat, " ungkapnya. Ia melanjutkan, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan angka kematian ibu terbanyak di tingkat Asia Tenggara.

Melalui modul yang telah disiapkan Selamatkan Ibu, masyarakat umum yang peduli bisa ambil bagian menyelamatkan ibu dari kematian akibat sejumlah risiko kehamilan. Pengetahuan yang terangkum dalam modul ini bermanfaat bagi perempuan usia subur, mulai remaja hingga dewasa yang masih berpeluang hamil dan melahirkan.

"Saat ini kami masih menyusun modul yang tanpa banyak tulisan. Karena tak semua orang bisa membaca. Dengan modul ini kami berharap makin banyak orang mendapatkan informasi maternal," jelasnya.

Gerakan Selamatkan Ibu ingin memastikan setiap perempuan memiliki pengetahuan baik setidaknya menyangkut kesehatan dirinya sendiri sebagai calon ibu. Dr Sophia menyatakan, perempuan harus berdaya. Membekali diri dengan pengetahuan menjadi salah satu cara untuk berdaya.

"Saat perempuan berdaya ia bisa mengambil keputusan atas dirinya sendiri, tidak merasa kurang mampu untuk mengambil kontrol atas kehidupannya," lanjut perempuan kelahiran Surabaya 15 Juli 1984 ini.

Anda juga bisa menjadi bagian dari gerakan ini. Membangun komunitas di lingkungan terdekat, lalu berjejaring dengan Selamatkan Ibu demi menyelamatkan sebanyak mungkin perempuan dari risiko kematian saat menjalani persalinan. Membantu perempuan usia subur menyiapkan dirinya lebih baik menjalani kehamilan dan persalinan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com