Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2013, 11:44 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Setelah sukses menggelar World Muslimah Beauty yang kedua tahun lalu, World Muslimah Foundation (WMF) kembali menggelar ajang pemilihan duta muslimah sedunia.

Sedikit berbeda dengan tahun lalu, penyelenggaraan tahun ini hadir tanpa atribut kata "beauty". Sehingga namanya berubah menjadi 3rd Annual Award of Muslimah 2013. Hal ini dilakukan dalam rangka memantapkan keberpihakan WMF kepada para hijabers berbakat dan berprestasi namun belum mendapat apresiasi.

"Ajang ini bukanlah ajang pencarian model, melainkan mencari role model yang Islami," ungkap Rofi Eka Shanty, founder dan CEO 3rd Annual Award of Muslimah Beauty, saat konferensi pers di Plaza Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2013) lalu.

Rofi menambahkan bahwa ajang ini juga menjadi suatu pembuktian nyata bahwa jilbab yang menutupi kepala tidak menutupi kemampuan otak. Sehingga perempuan muslimah masih bisa berkarya dan berprestasi dalam berbagai bidang. Ia juga mengungkapkan bahwa di balik jilbab sebenarnya terdapat banyak mutiara terpendam yang patut dibanggakan.

"Pada akhirnya ajang ini juga diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembalikan citra hijab dan citra Islam seperti yang seharusnya," katanya.

Ajang ini bisa diikuti oleh perempuan berusia 18 - 27  tahun yang sudah berjilbab, dan bisa mengaji. "Karena ini adalah pemilihan role model muslimah, maka kontestan diharuskan bisa mengaji. Namun ini bukan bertujuan untuk melihat siapa yang paling jago mengaji, tapi paling tidak mengerti ajaran agama sehingga bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan  sehari-hari, sekaligus di lingkungannya," kata Rofi.

Para kontestan juga diharapkan memiliki kepekaan sosial tinggi, talenta di atas rata-rata, dan memenuhi syarat 3S (Smart, Soleha, dan Stylish). Sejak dibuka pendaftarannya secara online pada tanggal 10 Juni 2013 lalu, sudah ada 200-an remaja putri yang mendaftar. Hebatnya, gaung pemilihan duta muslimah yang digelar Indonesia ini juga diikuti oleh beberapa negara seperti Iran, Maroko, Amerika, Bangladesh, dan Turki.

Setelah tahap pendaftaran online, akan dipilih 100 semifinalis. Di tahap lanjutan ini peserta wajib mengirimkan video dokumenter berdurasi tiga menit. Video yang berisi tentang aktivitas sehari-hari dan kemampuan mengaji ini lalu diunggah ke Youtube. Video akan diputar saat acara nonton bareng video Top 100 yang akan digelar 31 Juli mendatang.

Dari tahap ini, peserta akan disaring menjadi 20 finalis, dan wajib mengikuti karantina selama satu minggu (11-18 September 2013) untuk memperebutkan posisi World Muslimah 2013.

"Proses karantina akan dilakukan dua kali, yaitu karantina spiritual di mana mereka akan diajarkan menghafal Al Qur'an dan karantina kesehatan, bisnis, dan ekonomi syariah," jelasnya.

Juara pertama nanti akan mendapatkan hadiah berupa perjalanan umrah, uang tunai, serta perjalanan untuk mengamati kehidupan muslimah di Eropa, dan mendapat kehormatan untuk membuka pameran lukisan di India. Runner up kedua akan mendapatkan hadiah uang
tunai, umrah, dan educational trip ke Turki, sementara runner up ketiga mendapatkan hadiah umrah, uang tunai, dan juga perjalanan ke Brunei Darussalam.

Nina Septiani, pemenang World Muslimah 2012, mengungkapkan ada banyak manfaat yang didapatkannya selama mengikuti ajang ini. "Semua ilmunya bisa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk kegiatan sosial dan pendidikan. Yang pasti ini juga membuka mata saya untuk melihat perkembangan Islam di negara-negara lainnya," jelasnya.

Ingin mengikuti jejak Nina? Ikuti saja audisinya dengan mengisi formulir pendaftaran secara online di http://kom.ps/worldmuslimah. Pendaftaran audisi peserta ini masih dibuka sampai tanggal 18 Juli 2013 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com