Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2013, 23:43 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Ada rasa bangga yang terselip di hati Muhammad Assad ketika melihat perempuan Indonesia yang berhijab. Baginya, hijab tak cuma membuat muslimah menjadi lebih cantik secara hati tapi juga fisik.

Namun, arti hijab di matanya tak cuma itu saja. Lebih dalam bagi Assad, hijab justru melambangkan identitas dan kekuatan seorang perempuan Muslim dalam mempertahankan imannya.

Kekaguman atas ketabahan dan kekuatan muslimah dalam mempertahankan hijabnya serta pergulatan batinnya untuk menghadapi tantangan dunia, membuat pria kelahiran 16 Januari 1987 ini menuliskan sebuah buku yang diberi judul 99 Hijab Stories: A Beautiful Spiritual Journey.

"Selama ini buku hijab yang sudah beredar di pasaran adalah buku-buku yang berisi tentang tutorial hijab ataupun fashion hijab. Tapi belum ada yang menuliskan tentang perjuangan perempuan saat memutuskan untuk memakai hijab dan mempertahankannya di lingkungan sekitarnya," jelas Assad saat peluncuran bukunya di Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2013) lalu.

Seperti namanya, buku ini berisi tentang perjuangan 99 perempuan dari berbagai kalangan dan profesi saat mendapat hidayah berhijab. Ke 99 perempuan ini memiliki profesi yang berbeda-beda, dari pejabat, artis, penyanyi, model, desainer, pramugari, hingga supir busway yang memakai hijab dalam kesehariannya.

Buku setebal 531 halaman ini dibagi dalam tiga bab besar. Bab pertama menceritakan tentang kedekatan hubungan antara perempuan dan hijab. Bab kedua, Assad memaparkan 10 alasan klasik perempuan enggan berhijab. Dan di bab ketiga, ia berbagi cerita dari 99 perempuan tersebut tentang hijabnya.

"Bab ketiga dibagi lagi ke dalam tiga sub-bab yang memisahkan perempuan tersebut dalam tiga kategori, yaitu Tokoh Inspirasi, Figur Publik, dan Ragam Profesi," jelasnya.

Perempuan-perempuan yang dipilih dalam Tokoh Inspirasi berjumlah 15 orang, antara lain Mufidah Jusuf Kalla (istri Jusuf Kalla), Okke Hatta Rajasa (Ketua Cita Tenun Indonesia, istri Hatta Rajasa), Dewi Motik, Bunda Iffet (ibunda Bimbim Slank), Nafsiah Dahlan Iskan (istri Dahlan Iskan), Nani Wijaya (aktris senior), Netty Heryawan (istri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan), dan Ratu Atut (Gubernur Banten).

Sedangkan untuk Figur Publik, di antaranya adalah Dewi Sandra, Inneke Koesherawati, Rachel Maryam, Lyra Virna, Ratih Sang, Dian Pelangi, Marshanda, Nuri Maulida, Risty Tagor, dan Zaskia Sungkar.

"Ada kriteria tersendiri untuk memilih semua perempuan ini. Yang pasti mereka harus memiliki pengaruh positif bagi banyak perempuan, dan juga berprestasi," tambahnya.

Mungkin bagian yang paling menarik dalam buku ini adalah menyimak kisah-kisah perempuan yang "bukan siapa-siapa" (bukan pejabat atau figur publik) dalam berhijab. Pria lulusan S2 Islamic Finance di Hamad bin Khalifa University, Qatar, ini merangkum cerita hijab dari 25 perempuan.

"Untuk mendapatkan cerita mereka, saya hanya blast di twitter dan meminta semua follower saya untuk mengirimkan pengalaman menarik mereka ketika berhijab. Hari pertama tidak ada yang mengirim sama sekali, tapi di hari kedua saya mulai dibanjiri email. Terakhir, terkumpul sampai 1000 email tapi sayangnya harus diseleksi sampai 25 cerita paling inspiratif saja," kenangnya.

Melalui buku ini, Assad berharap bisa menginspirasi muslimah yang belum berhijab agar segera berhijab. Sedangkan bagi yang sudah berhijab, ia berharap buku ini bisa membuat mereka lebih mantap berhijab sampai akhir hayat.

Kisah paling inspiratif
Diakui Assad, selama 1,5 tahun proses pembuatan buku ini ia menemukan banyak cerita inspiratif dan membuatnya cukup terharu. Bagi semua perempuan ini, berhijab diakui bisa menguatkan mereka menghadapi cobaan, membantu menjaga kehormatan diri, membantu menjadi manusia baru, dan juga menjadi bukti penghargaan Islam kepada perempuan.

Ketika ditanya cerita mana yang menurutnya paling inspiratif, Assad mengaku bahwa cerita dari Lily Damayanti lah yang paling berkesan.  "Ketika berhijab, ia hanya punya tujuan untuk bisa mendoakan ibunya dan ingin mencium wangi surga," terangnya.

Di tahun 2007, ibu Lily meninggal dan ia berjanji untuk memperbaiki diri dan kualitas hidupnya, termasuk memakai hijab agar arwah sang ibu diterima di surga. Singkat cerita, ia pun melanjutkan hidupnya dan melamar pekerjaan sebagai pramudi busway. Namun, ia hanya memakai hijab saat bertugas di malam hari agar terhindar dari bahaya, dan setelah bekerja hijabnya dilepas kembali.

Setelah menikah dan punya anak, suatu saat Lily mendapat hidayah melalui tayangan religi di televisi yang sangat membekas di hatinya. "Menutup aurat itu wajib bagi perempuan. Apabila tidak dijalankan, jangankan masuk surga, mencium wanginya pun tidak akan bisa!"

Perkataan ini membuatnya tersentak dan memutuskan untuk memakai hijab seterusnya. Dengan memakai hijab, ia berharap bisa mendoakan arwah ibundanya dan bisa mencium wangi surga. Selain itu, dalam kehidupan duniawinya, Lily juga mendapatkan manfaat dari berhijab, yaitu merasa lebih aman saat bekerja dan lebih dihargai (Lily Damayanti, Berhijab Agar Dapat Mencium Wangi Surga, halaman 476).

Judul buku: 99 Hijab Stories: A Beautiful Spiritual Journey
Tebal: 531 halaman
Harga: Rp 99.000
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com